Aktivitas Wisata Meningkat, Passpod Catat Kenaikan Pendapatan 377%

Donang Wahyu|KATADATA
Wisatawan asing berfoto di area Pagoda Shwedagon Myanmar. Akibat krisis kemanusiaan Rohingya di negara bagian Rakhine, kunjungan wisatawan asing menurun.
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Ekarina
21/12/2018, 12.35 WIB

Perusahaan teknologi penyedia jasa sewa modem wifi, PT Yelooo Integra Datanet Tbk (Passpod) mencetak pendapatan sebesar Rp 19,65 miliar pada Januari-Oktober 2018. Angka tersebut melonjak 377% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 4,1 miliar  sejalan dengan meningkatnya aktivitas perjalanan wisata.

Chief Executive Officer Passpod Hiro Whardana menuturkan, peningkatan tersebut menunjukkan bahwa bisnisnya sesuai dengan kebutuhan pasar para pelancong. "Pertumbuhan ini merupakan bukti bahwa layanan dan produk Passpod memang dibutuhkan oleh pasar," ujarnya dalam siaran pers yang diterima Katadata.co.id, kemarin (20/12).

(Baca: Naik 48,95% Saat IPO, Saham Passpod Kena Auto Reject)

Hiro juga menyebut sebagai Digital Tourist Pass, Passpod akan berinovasi memenuhi kebutuhan pasar. Passpod pun berencana mengembangkan ekosistem on demand berbasis aplikasi pada 2022.

Dalam aplikasi tersebut, passpod bisa menawarkan berbagai kebutuhan dan berbagai rekomendasi yang relevan bagi traveller selama bepergian di dalam maupun luar negeri. Layanan yang bisa diberikan di antaranya penjualan tiket destinasi wisata on the spot, itinerary builder, e-commerce, asuransi perjalanan dan lainnya.

Selain itu, Passpod berencana ekspansi bisnis ke lima negara di Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, Myanmar, dan Korea Selatan. Harapannya, lebih banyak turis dari kelima negara tersebut yang mengunjungi Indonesia. Saat ini, layanan Passpod sudah bisa digunakan di 70 negara.

(Baca: Gaya Hidup Milenial Jadi Ladang Subur Startup Pariwisata)

Passpod memperkirakan, jumlah outbound traveller Indonesia akan mencapai 10,6 juta orang pada 2021.

Passpod melantai resmi di bursa saham pada 29 Oktober 2018 dengan melepas 130 juta saham pada harga Rp375. Dari aksi korporasinya tersebut, perseroan berhasil mengantongi dana segar sebesar Rp 48,7 miliar. 

Reporter: Desy Setyowati