Gojek dikabarkan tengah membuka putaran pendanaan dengan target senilai US$ 1,5 - 2 miliar ( sekitar Rp 21,7 triliun - Rp 29 triliun). Bila itu terwujud, maka valuasi Go-Jek diperkirakan bisa melampaui US$ 10 miliar atau Rp 145 triliun.
Upaya penguatan permodalan Gojek tak bisa dipisahkan dari sosok Nadiem Makarim selaku pendiri sekaligus CEO. Sejatinya, Nadiem tak bekerja sendiri melainkan disokong sejumlah orang yang menduduki posisi direksi dan komisaris.
"Selain Nadiem, Gojek memiliki enam eksekutif lain di dewan direksi," demikian dikutip dari Deal Street Asia, Senin (26/11). Sementara itu, kursi komisaris diduduki sembilan orang termasuk Nadiem.
(Baca juga: Telkom Dikabarkan Ikut Suntik Go-Jek Lebih dari Rp 7 Triliun)
Direksi Gojek terdiri dari Pendiri sekaligus CEO Nadiem Makarim yang menguasai 4,81% dari total saham perusahaan. Ada pula teman sekolahnya, Kevin Aluwi, menjabat Chief Information Officer (CIO) dan co-founder. Direksi lain ialah Presiden Direktur Andre Soelistyo dan Chief Commercial Officer Antoine de Carbonnel. Keduanya bergabung dengan Gojek pada 2016.
Sementara itu, jajaran komisaris diisi oleh delapan orang, di antaranya ada Managing Director, Head of Southeast Asia Warburg Pincus Jeffrey Perlman dan George Raymond Zage III dari Farallon Capital Asia, Principal Capital Group Hotak Chow.
Selain itu ada CEO BliBli.com dan COO GDP Venture Kusumo Martanto, Zhaohui (Jeffrey) Li dari Tencent Investment, Direktur Toba Bara Pandu Patria Sjahrir, Direktur Temasek Pradyumna Agrawal, serta Presiden Direktur Astra International Prijono Sugiarto.
Adapun menurut informasi yang dipublikasikan perusahaan konsultan investasi Momentum Works, pemilik saham terbesar berada di tangan firma asal Singapura Gamvest PTE sebesar 8,82%. Setelahnya ada private equity firm KKR dengan 7,14% porsi saham, serta Sequoia Capital India yang memegang 6,88% saham perseroan.
(Baca juga: Perkuat Sistem Pembayaran, Grab dan Gojek Andalkan Bank asal Singapura)
Sebelumnya, pada 2016, Gojek mendapat pendanaan dari KKR, Warburg, Ferrara dan Capital Group Private Market senilai US$ 550 juta. Nilai bisnis perseroan diproyeksi naik menjadi US$ 2,5 miliar seiring dengan adanya tambahan modal US$ 1,2 miliar dari pendanaan yang dipimpin Tencent pada 2017.
Pada awal tahun ini, Gojek mendapat tambahan modal US$ 1,5 miliar sehingga valuasinya naik menjadi US$ 5 miliar. Putaran pendanaan itu diikuti oleh Google, Temasek, dan Blackrock. Lalu, Gojek juga dikabarkan dapat tambahan modal US$ 1,2 miliar sehingga dengan memperhitungkan komponen utang dan kegiatan korporasi lain, valuasinya diperkirakan telah mencapai US$ 9 miliar.
*Catatan: Artikel ini sudah mengalami perubahan judul dari awalnya " Disuntik Rp 29 Triliun, Valuasi Gojek Bisa Mencapai Rp 145 Triliun".