Perusahaan raksasa teknologi, Microsoft mengumumkan rencana investasi ke Grab. Kedua perusahaan juga akan berkolaborasi dalam proyek teknologi di berbagai bidang seperti big data dan kecerdasan buatan.
“Kami tertarik dengan perusahaan-perusahaan yang muncul dari Asia Tenggara. Sungguh menakjubkan melihat apa yang telah mereka lakukan dengan teknologi, dalam cara mereka menerapkannya untuk memecahkan masalah bagi pelanggan mereka,” kata Executive Vice President Microsoft, Peggy Johnson, dikutip dari CNBC, Selasa (9/10).
Laporan Financial Times yang mengutip sumber menyebut nilai total investasi ini mencapai US$ 200 juta. Namun, baik Microsoft dan Grab membantah angka itu.
Presiden Grab, Ming Maa, menolak berkomentar mengenai pembicaraan investasi yang sedang berlangsung. Tetapi, dia mengatakan kepada CNBC bahwa perusahaan berencana menambah modal sekitar US$ 3 miliar hingga akhir tahun.
Hanya, ia tak bersedia membeberkan besarnya investasi dari Microsoft, dibandingkan dengan dana yang dikumpulkan dari investor lain sepanjang tahun ini.
"Kami tidak dapat berkomentar tentang besarnya investasi. Saya pikir, apa yang mungkin lebih penting bagi kami bukanlah nilai investasi, tetapi kualitas mitra," kata Maa.
(Baca: Persaingan Go-Jek dan Grab Melebar ke Bisnis Konten dan Investasi)
Maa menjelaskan, Grab akan menggunakan investasi dari Microsoft untuk meningkatkan keamanan dan pengalaman pengguna. Sebagai bagian dari kesepakatan, Grab akan bekerja sama dengan Microsoft untuk mengembangkan cara-cara baru memverifikasi penumpang dan pengemudi menggunakan teknologi pengenalan wajah dengan kecerdasan buatan.
Grab juga berencana menggunakan data analitik Microsoft, deteksi penipuan, dan teknologi serta layanan visi komputer untuk mempersonalisasi pengalaman pengguna. Untuk itu, Grab akan menggunakan sejumlah produk Microsoft, termasuk layanan cloud computing Azure.
Selain Microsoft, Grab telah didukung oleh sejumlah perusahaan terkemuka, di antaranya SoftBank, Toyota, dan perusahaan ride hailing Tiongkok, Didi Chuxing.
Grab saat ini telah beroperasi di delapan negara di Asia Tenggara. Selain jasa transportasi, aplikasi Grab juga menawarkan layanan pengiriman makanan, belanja produk segar, pembayaran online, hingga jasa keuangan.