Upaya pemulihan pascagempa Lombok terus dilakukan. Untuk mengatasi gangguan telekomunikasi, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengirim 21 unit telepon satelit tambahan. Fasilitas ini dianggap penting untuk mendukung koordinasi penanganan bencana.
Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Humas Kementerian Kominfo Noor Iza menyampaikan, tambahan telepon satelit itu diperlukan lantaran 109 Base Transceiver Station (BTS) atau piranti penerima sinyal belum bisa digunakan akibat gempa Lombok. BTS tersebut berada di beberapa daerah yang terkenda dampak gempa bumi relatif parah.
Selain itu, proses pemulihan BTS yang terdampak gempa ini terkendala pasokan listrik. "Distribusi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk genset pun terkendala," demikian dikutip dari siaran pers Kominfo, Ahad (12/8) kemarin.
Adapun, 835 BTS untuk jaringan generasi kedua (2G), ketiga (3G) dan keempat (4G) yang terdampak gempa sudah pulih. Pemulihan ini didukung oleh operator seluler, dengan mengganti receiver modul, pasokan listrik dari genset portabel, dan penyediaan mobile BTS.
(Baca juga: Facebook Minta Maaf karena ‘Merayakan’ Gempa Lombok)
Sebelumnya, Badan Aksesibilitas Teknologi Informasi (BAKTI) Kominfo juga mengirim dua unit Very Small Aperture Terminal (VSAT) Portable atau stasiun penerima sinyal di dua posko Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Lombok Utara.
Lalu, ada tambahan dua akses internet kabel fiber di media center dan Posko Loloan, Bayan. Selain itu, ada sembilan unit VSAT Portable yang tersedia sejak 3 Agustus 2018 dan masih bisa beroperasi.
Hingga Sabtu (11/8), BNPB mencatat, 392 orang meninggal dunia, sementara 1.353 orang lain mengalami luka-luka. Sementara itu, pengungsi mencapai 387.067 orang. "Sebagian besar korban meninggal akibat tertimpa bangunan roboh saat gempa," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Sedangkan kerusakan fisik meliputi 67.875 unit rumah, 606 sekolah, 6 jembatan, 3 rumah sakit, 10 puskesmas, 15 masjid rusak, 50 unit mushola, dan 20 unit perkantoran. Hingga saat ini, petugas terus mendata dan memverifikasi kepemilikan rumah yang rusak. Untuk kemudian, korban bisa menerima bantuan stimulus perbaikan rumah.
(Baca juga: Banyak Bencana Alam, Target Wisatawan Berpotensi Tak Tercapai)