Kominfo Siapkan Kerangka Perlindungan Data untuk Empat Sektor

ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal
Menkominfo Rudiantara saat pembukaan Indonesia E-Commerce Expo di Indonesia Convention Exibation (ICE), Serpong, Tangerang, Banten, Selasa (9/5).
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Pingit Aria
24/7/2018, 17.56 WIB

Memasuki era industri 4.0, keamanan siber menjadi hal utama yang perlu diperhatikan. Untuk itu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Rudiantara menyiapkan kerangka Critical Information Infrastructure Protection (CIIP) untuk empat sektor.

Kerangka itu fokus pada keamanan informasi, yang mencakup mitigasi risiko, penanganan insiden, hingga pemulihan informasi. "Kami telah menyiapkan CIIP bagi perbankan, finansial, transportasi, dan energi," ujar Rudiantara dalam siaran persnya, Selasa (24/7).

Walaupun begitu, infrastruktur untuk perlindungan data saja belum cukup. Maka, kehadiran Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) diharapkan bisa mengantisipasi kejahatan siber.

Selain itu, Indonesia juga butuh Sumber Daya Manusia (SDM) yang banyak dan mumpuni dalam mengatasi keamanan siber. Terlebih lagi, penggunaan big data dan internet of things (IoT) akan semakin berkembang, karena konektivitas sangat dibutuhkan di era industri 4.0 ini.

Di sektor kesehatan, misalnya, pemanfaatan big data akan memudahkan pihak rumah sakit mengidentifikasi penyakit pasien melalui pertukaran informasi. "Industri farmakologi bisa memanfaatkan data yang ada untuk membuat produk obat-obatan generik yang paling banyak digunakan oleh orang Indonesia," ujarnya.

(Baca juga: 7 Janji Pemerintah kepada Investor di Sektor Digital)

Berkaca dari kebutuhan tersebut, Rudiantara mengajak pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya untuk menyiapkan program 1000 Security Warriors. Program ini bertujuan untuk memastikan adanya talenta yang menjaga keamanan digital. 

"Saya harap ASEAN Chief Information Officer Association (ACIOA) bisa berkontribusi dalam hal pemenuhan talenta dunia siber, khususnya untuk regional," katanya.

Deputi Monitoring dan Kontrol BSSN Brigjen TNI (Mar.) Suharyanto menambahkan, Chief Information and Security Officer (CISO) berperan strategis untuk menjaga keamanan digital organisasi atau perusahaan yang terintegrasi dengan bisnis lainnya. "CISO harus bekerja sama dalam mempertahankan diri mengantisiasi serangan siber," ujar dia.

Sementara keamanan siber yang menjadi wilayah BSSN meliputi perlindungan terhadap kerahasiaan integritas, infrastruktur ekonomi nasional, dan keamanan ekonomi digital. 

Menurut Suharyanto, keamanan siber bisa terjamin jika ada keterlibatan dan sinergitas semua pihak. "Keamanan siber dapat terselenggara jika ada sinergitas pihak terkait. Jaminan keamanan siber bisa mendukung  (pelaksanaan) e-government yang baik," kata dia.

Reporter: Desy Setyowati