PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) akan mengadopsi teknologi blockchain untuk efisiensi pencatatan ekspor-impor dan remitansi. Bank pelat merah ini menargetkan pertumbuhan komisi hingga 18% dari kedua lini bisnis tersebut.
Ketua Divisi Internasional BNI Henry Panjaitan mengatakan, saat ini timnya masih mengkaji potensi penerimaan dan efisiensi dari pemanfaatan blockchain. "Jadi di akhir Semester II-2018 baru bisa dipakai," kata dia usai penandatanganan kerja sama dengan PT Adamobile Solutions Network di kantornya, Jakarta, Jumat (11/5).
Penggunaan teknologi akan menurunkan biaya untuk merekrut tenaga kerja. Sebab, pengurusan dokumen akan lebih singkat dan menggunakan blockchain. Dengan begitu, tenaga administrasi yang sudah ada akan dialihkan ke bagian pemasaran. "Kami juga tidak perlu recruitment lagi," ujarnya.
Sebelum mengkaji efisiensi dari penggunaan blockchain, BNI menargetkan fee based income dari bisnis jasa remitansi sebesar US$ 183 miliar, atau naik 18% dari US$ 160 miliar pada 2017. Lalu, pendapatan dari trade finance diharapkan tumbuh 18% juga dari Rp 1,7 triliun pada 2017 menjadi Rp 20 triliun tahun ini. "Tentu akan lebih tinggi kalau pakai blockchain," kata Henry.
(Baca juga: Aplikasi Ini Adopsi Teknologi Blockchain untuk Pembayaran Pajak)
Pada kesempatan itu, Direktur Tresuri dan Internasional BNI Rico Rizal Budidarmo berharap penggunaan blockchain ini akan mendorong layanan yang lebih transparan, mudah dan murah. Lalu yang paling penting, blockchain diharapkan meningkatkan peluang bisnis baik bagi BNI maupun nasabah.
"Kami harap ada perubahan dan banyak yang akan bermitra dengan kami untuk terus kembangkan segala macam bisnis, khususnya di bidang trade balance dan remitansi," ujar dia.
Sementara itu, Founder dan CEO PT Adamobile Solution Networks Adam Aditya Suherman mengklaim, teknologi ini memungkinkan BNI bertukar data dengan pihak ketiga dalam bisnis trade finance dan remitansi seperti asuransi dan lainnya, secara realtime. "Di Indonesia, BNI akan jadi bank pertama yang terapkan teknologi blockchain," kata dia.
(Baca juga: Merugi tapi Valuasinya Naik, Fenomena Bisnis Digital Indonesia)
Sebelumnya, PT Bank Central Asia Tbk (BCA) juga menyatakan tengah mengembangkan teknologi blockchain. Selain BCA dan BNI, empat bank lainnya juga dikabarkan bakal mengadopsi blockchain yakni PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Danamon Tbk, dan PT Bank Permata Tbk.
Blockchain merupakan sistem basis data global online yang berisi sekumpulan data transaksi. Sistem basis data ini pun bisa dilihat secara umum (open source), seperti buku kas induk di bank yang mencatat semua transaksi nasabah. Blockchain juga mencatat semua transaksi yang dilakukan penggunanya.