Program registrasi kartu prabayar yang dijalankan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tidak begitu saja menurunkan pendapatan distributor kartu perdana. PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk misalnya, masih mencatatkan kenaikan laba bersih 12,6% di Kuartal I-2018.
Di tiga bulan pertama 2018 ini, laba bersih emiten berkode MKNT ini sebesar Rp 8,87 miliar. Laba tersebut naik dibanding periode sama tahun lalu (year on year/yoy), yang senilai Rp 7,88, miliar. "Kami mencatatkan penjualan yang cukup besar di Kuartal I-2018," ujar Direktur Utama Mitra Komunikasi Jefri Junaedi dalam siaran pers yang diterima Katadata, kemarin (7/5).
Berdasarkan laporan konsolidasi yang dirilis perseroan, total penjualan mencapai Rp 1,52 triliun per Kuartal I-2018. Mayoritas berasal dari penjualan pulsa dan kartu perdana yang sebesar Rp 1,5 triliun, sedangkan sisanya dari gawai.
Di tengah kekhawatiran menurunnya kinerja karena satu Kartu Tanda Penduduk (KTP) hanya bisa dipakai untuk registrasi tiga kartu prabayar, kontributor terbesar penjualan Mitra Komunikasi berasal dari isi ulang pulsa. Alhasil, distributor utama PT Telkomsel ini masih meraih untung.
(Baca juga: Registrasi SIM Card Disebut Menggerus Laba Perusahaan Telekomunikasi)
Selain itu, perseroan juga akan memperkuat infrastruktur dan kapabilitas perseroan guna menyasar konsumen hingga ke pelosok negeri. "Dari sini kami menilai, perlu ada penguatan kapasitas internal untuk memenuhi permintaan pasar, sekaligus mempermudah mitra mengakses produk yang sesuai,” kata Jefri.
Salah satu langkah yang ditempuh, adalah dengan menyediakan akses permodalan kepada mitra. Caranya, bekerja sama dengan perusahaan financial technology (fintech) jenis peer to peer lending. Ia berharap, mitra pengecer bisa meningkatkan modal belanja pulsa dan produk telekomunikasi lainnya secara mudah karena adanya kerja sama ini.
Dengan begitu, mitra yang tergabung akan lebih banyak dan meluas. Di lain sisi, kapasitas penjualan para mitra diharapkan meningkat. “Mereka bisa ajukan pinjaman untuk menambah modal belanja pulsa. Jadi volume pulsa yang mereka jual akan lebih besar dan secara langsung akan meningkatkan revenue perseroan,” kata dia.
Ia menjelaskan, fasilitas pinjaman ini akan diberikan kepada mitra outlet dalam bentuk top up saldo sebanyak yang mereka perlukan. Saat ini, perseroan masih mengkaji model kolaborasi dengan fintech, agar bisa diakses oleh seluruh mitra. Adapun total mitra yang tergabung sebanyak 6.500 unit usaha.
(Baca juga: Tujuh Isu Besar Ekonomi Digital: Keamanan Data hingga Logistik)
Sebelumnya, total penjualan perseroan sebesar Rp 1,06 triliun pada Kuartal I-2017. Kontributor terbesarnya tetap berasal dari penjualan pulsa dan kartu perdana yang sebesar Rp 995 miliar. Secara keseluruhan, Mitra Komunikasi mencatatkan laba bersih Rp 37,92 miliar tahun lalu.
Sebelumnya, Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudistira menyampaikan, perusahaan telekomunikasi tidak boleh lagi bergantung pada promosi SIM Card yang murah, tetapi meningkatkan pelayanan data. Menurut dia, momentun pertumbuhan bisnis digital ini harus dimaksimalkan oleh perusahaan telekomunikasi. Jika tidak, akan berpengaruh pada penurunan kinerja.