Urus Pencabutan Blokir, Bos Telegram Janji Tutup Konten Terorisme

Mifthah Ardian|Katadata
CEO Aplikasi Telegram, Pavel Durov di Jakarta, Selasa, (01/08).
Penulis: Miftah Ardhian
Editor: Yuliawati
1/8/2017, 16.37 WIB

Penyusunan SOP ini untuk mencegah aplikasi tersebut disalahgunakan oleh berbagai pihak, terutama untuk kegiatan terorisme. Apabila proses ini selesai, Kemenkominfo akan mencabut pemblokiran. "Kalau sudah selesai semua, kami bisa dengan cepat mencabut kembali pemblokiran Telegram," ujar Rudiantara.

Direktur Jenderal Aplikasi Informatika Samuel Abrijani Pangerapan menambahkan, bila proses penyusunan SOP beres, kemungkinan pekan depan pemerintah akan mencabut blokir Telegram. 

SOP yang akan diterapkan ini akan sama dengan perusahaan penyedia platform digital lainnya seperti Twitter, Facebook, Whats App, dan sebagainya.

Khusus untuk Telegram, Kemenkominfo hanya membicarakan propaganda terorisme dan konten negatif lainnya di public channel .  Sementara itu, terkait jalur percakapan pribadi, Indonesia pun akan melindungi kerahasiaannya. 

"Pada intinya, pemerintah mau membangun kerja sama yang baik bagi penyedia untuk memberikan layanan yang terbaik juga untuk masyarakat," ujarnya.

Durov mengunjungi Rudiantara dengan pakaian kasual yang terlihat santai berupa kaos warna hitam, celana training warna senada dan sepatu pantofel hitam bertali. Sementara Rudiantara berpakaian kemeja putih. 

Sebelum konferensi pers digelar, Durov dan Rudiantara berdiskusi sekitar dua jam. Pembicaraan keduanya diselingi makan siang di kantor Kemenkominfo.  Rudiantara sempat menggunggah foto mereka sembari makan siang di akun Twitter miliknya @rudiantara_id.

"Makan siang dengan Pavel @durov CEO Telegram. Nasi hijau, bakwan jagung, gurame goreng, sayur genjer, udang sambal," bunyi cuitan Rudiantara. 

Halaman: