Snapchat Bidik Dana IPO Rp 40 Triliun, Terbesar Setelah Facebook

ANTARA FOTO/REUTERS/Andrew Kelly
Pedagang saham bekerja di lantai bursa di New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City, Amerika Serikat, Rabu (21/12).
Penulis: Pingit Aria
3/2/2017, 12.50 WIB

Pada 2016 lalu, Snapchat membukukan kerugian total US$ 514,6 juta, lebih tinggi dari jumlah US$ 373 juta di tahun sebelumnya. Sementara pendapatannya, yang kebanyakan datang dari iklan, 'hanya' US$ 400 juta.

Tapi mereka punya amunisi pengguna yang muda dan loyal. Pengguna Snapchat yang berusia 25 tahun atau lebih rata-rata mengunjungi Snapchat sekitar 12 kali sehari. Sedangkan yang lebih muda membuka aplikasi mereka hingga 20 kali sehari.

IPO ini pun diprediksi sukses. Snapchat dianggap sebagai perusahaan yang secara fundamental mengubah cara generasi millenial menggunakan foto dan video untuk berkomunikasi di ponselnya. "Investor akan membanjiri IPO ini," demikian prediksi Sara Terheggen dari Morrison dan Foerster. 

Di Indonesia, perusahaan riset pasar Kantar TNS menyebut pengguna Snapchat meningkat tajam dari 5 persen dari total pengguna sosial media pada 2015 menjadi 13 persen pada 2016. Sebaliknya, jumlah pengguna Twitter merosot dari 48 persen menjadi 36 persen.

(Baca juga: Kebijakan Trump Picu Unjuk Rasa Penghuni Silicon Valley)

“Perkembangan teknologi seperti kamera serta koneksi internet yang lebih baik membuat pengguna beralih dari teks terbatas 140 karakter (seperti twitter) ke platform yang berbasis gambar,” kata Direktur Kantar TNS Asia Pasific Zoe Lawrence.

Halaman:
Reporter: Pingit Aria