Perusahaan digital raksasa asal Amerika Serikat (AS) berencana membangun pusat inovasi atau Research & Development (R&D) Center di Indonesia. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara mengatakan rencana investasi ini akan segera diwujudkan awal tahun depan.
Menurutnya Indonesia merupakan negara kedua di dunia yang akan dibangun pusat riset dan pengembangan Apple di dunia. "Kita harus berbangga perusahaan sekelas Apple membuat R&D-nya di dunia, ke dua di Indonesia," ujar Rudiantara saat ditemu di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (24/11). Negara pertamanya juga berada di luar Amerika Serikat (AS), yakni Brazil.
Menurut Rudiantara, sampai dengan saat ini, Apple telah selesai melakukan kajian dan studi kelayakan untuk investaasi ini. Sekarang hanya tinggal menunggu proses akhir, sebelum melakukan peletakan batu pertama (groundbreaking) pembangunan pusat inovasi tersebut. Proses finalisasi tersebut selain melibatkan dirinya, juga akan melibatkan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
(Baca: Trump Pimpin Amerika, Jokowi: Hubungan Dagang Tetap Baik)
Rudiantara juga menjelaskan, akhir Desember 2016 ini, Apple akan segera memutuskan dan mengeksekusi lokasi yang telah dipilihnya untuk membangun pusat inovasi terseut. Karena itu pihak Apple baru bisa melakukan pembangunan gedung, yang akan disusul oleh perekrutan pegawai dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan tersebut, pada awal tahun 2017.
"Kalau lahan, mereka sampaikan ke saya sudah punya opsi di Jakarta, ada beberapa lokasi. Pembangunannya mulai 2017," ujar Rudiantara. Namun, dia masih enggan menyebutkan lokasi tepatnya di mana gedung yang akan dibangun oleh Apple.
Apple berencana membangun tiga pusat inovasi di Indonesia. Untuk yang pertama akan dibangun di Jakarta. Rudiantara akan mendorong perusahaan ini membangun dua lainnya di luar Jakarta. Alasannya, Indonesia bukan hanya di Jakarta saja, melainkan daerah-daerah lainnya juga membutuhkan investasi semacam ini untuk menggerakan perekonomian daerahnya.
Dalam pusat inovasi tersebut, akan dikembangkan perangkat lunak (software) yang akan digunakan di perangkat Apple. Adanya pusat inovasi ini akan meningkatkan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) terhadap produk tersebut. Sehingga memberikan dampak berganda (multiplier effect) bagi industri lainnya.
Menurut data Kementerian Perindustrian, pelanggan telekomunikasi Infonesia meningkat empat kali lipat dalam lima tahun terakhir, dari 63 juta menjadi 211 juta pelanggan. Bukan hanya itu saja, jumlah telepon seluler yang beredar di Indonesia telah mencapai 300 juta unit. Alasan inilah yang mendorong Apple berinvestasi di Indonesia.