Penghentian penjualan Galaxy Note 7 telah membuka babak baru persaingan di antara produsen ponsel pintar (smartphone) di dunia. Masalah yang menimpa Samsung tersebut menjadi peluang bagi dua pesaing terberatnya, yaitu Apple dan Google, untuk menggenjot penjualan masing-masing produk teranyarnya: iPhone 7 dan Pixel.
"Sudah tidak ada gunanya untuk melanjutkan produksi Note 7," kata analis HMC Investment Securities Co. Greg Roh, seperti dilansir Bloomberg, Senin (10/10). (Baca: Insiden di Pesawat, Samsung Akhirnya Setop Produksi Note 7)
Pada awal September lalu, Samsung menarik dan mengganti jutaan produk Note 7 lantaran menerima banyak laporan kasus ledakan baterainya yang menyebabkan percikan api. Meski begitu, selama sepekan terakhir pun beberapa laporan muncul mengenai produk pengganti yang mengalami masalah serupa.
Atas kondisi ini, Samsung meminta peritel untuk menghentikan penjualan semua produk Note 7. Penjualan tidak dilanjutkan selama Samsung dan otoritas Amerika Serikat menyelidiki penyebab insiden tersebut.
Selain itu, para konsumen disarankan berhenti memakai Note 7. Kebijakan ini ditempuh setelah perusahaan distributor termasuk AT&T Inc., T-Mobile US Inc., Sprint Corp., Verizon Communications Inc. dan perusahaan Australia, Telstra Corp., menghentikan penjualan Note 7.
Sebelum menghadapi persoalan baterai, Samsung mengabaikan pasar smartphone yang melesu dengan merilis Note 7. Perusahaan asal Korea Selatan ini juga sempat meraih keuntungan akibat vakumnya kehadiran iPhone baru.
Dalam kuartal II lalu, Samsung mengirimkan 77 juta ponsel dengan pangsa pasar mencapai 22 persen. Berdasarkan data IDC, angka ini melonjak dibandingkan tahun lalu yang sebanyak 73 juta unit ponsel dengan pangsa pasar 21 persen. Sementara itu, penjualan Apple merosot 15 persen dan hanya meraup pangsa pasar 12 persen.
Sekarang, Samsung menghadapi masa-masa krusial menjelang liburan tanpa kehadiran smartphone berlayar besar. Padahal, para konsumen biasanya membeli ponsel baru menjelang Natal tiba. "Ada pergeseran ke perangkat dengan layar yang lebih besar," kata analis dari Atlantic Equities LLP, James Cordwell.
Alhasil, Apple dan Google berpotensi meraup peluang dari kekosongan produk Samsung. Pixel keluaran Google dinilai bisa menarik pengguna Samsung yang mencari smartphone dengan sistem operasi Android. (Baca: Semua Maskapai Indonesia Diminta Larang Samsung Galaxy Note 7)
Samsung dan Apple sebenarnya memiliki pangsa pasar berbeda untuk smartphone dengan harga di atas US$ 700 per unit. Namun, dengan masalah yang menimpa Note 7 saat ini, Apple diprediksi akan mendapatkan keuntungan.
Investor di bursa saham juga melihat kondisi tersebut. Senin lalu, harga saham Apple naik 1,7 persen menjadi US$ 116,05 di bursa New York. Harga ini merupakan yang tertinggi sejak Desember 2015.
Untuk jangka panjang, Apple bisa menjadi menarik pengguna Android ke sistem operasi iOS yang memiliki loyalitas pengguna sebesar 95 persen. Hal ini disampaikan analis Credit Suisse Group AG, Kulbinder Garcha. (Baca: Baterai Bermasalah, Samsung Tarik Jutaan Galaxy Note 7)
Di sisi lain, debut Pixel besutan Google yang bakal dirilis pada 20 Oktober nanti di Amerika Serikat, Inggris, Australia, Kanada, dan Jerman, menjadi magnet bagi pengguna yang tidak tersentuh pesona Apple. Pixel merupakan ponsel pertama buatan Google.
Beberapa fitur yang ditawarkan Pixel adalah asisten virtual seperti Siri pada iPhone, kamera canggih, serta aplikasi-aplikasi berkecepatan tinggi. Namun, produk ini belum menjalani uji coba. Selain itu, Google masih kekurangan gerai ritel untuk memasarkan produknya.