Dua Tantangan Grab Salurkan Bansos Pandemi Corona

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Ilustrasi. Penyaluran bansos melalui Grab dilakukan secara bertahap. Tahap pertama disalurkan untuk 1,2 juta warga di DKI Jakarta.
Editor: Agustiyanti
23/4/2020, 15.17 WIB

Kementerian Sosial dan PT Pos Indonesia bekerja sama dengan Grab menyalurkan bantuan sosial paket semabako kepada warga terdampak pandemi corona. Grab menyebutkan, terdapat dua tantangan bagi perusahaan layanan on-demand berbasis teknologi itu dalam menyalurkan bansos.

Head of GrabExpress Grab Indonesia Tyas Widyastuti mengatakan, tantangan pertama adalah akurasi data. Grab harus memastikan data penerima penerima bantuan dan lokasi harus benar. 

"Data yang kami terima dari pemerintah berupa alamat lengkap. Ada tantangan untuk terjemahkkan itu menuju geotagging," kata Tyas dalam video conference pada Kamis (23/4).

Aplikasi Grab berbasis geolocation. Sistem navigasinya berbasis satelit atau Global Positioning System (GPS).

Adapun geotagging merupakan proses identitas metadata terhadap suatu media baik gambar, foto maupun website, kemudian disisipkan pada titik koordinat suatu tempat secara detail.

(Baca: Indef: Bansos Lewat E-wallet Terkendala Kesenjangan Digital)

Tantangan kedua yaitu pertanggungjawaban bantuan melalui bukti pengiriman. "Pengiriman bansos perlu ada pertanggung jawaban. Bukti harus benar-benar diterima oleh yang bersangkutan," kata Tyas.

Grab menggunakan fitur di layanan GrabExpress yakni proof of delivery. Setelah pengiriman rampung, bukti akan tercatat di aplikasi. Mitra pengantar juga akan mengambil foto dan memastikan bantuan tersebut melalui proses serah terima.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan