Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menemukan ada 645 isu hoaks terkait pandemi corona per hari ini (4/5). Salah satu disinformasi yang beredar yakni kiai asal Banten disuntik virus corona.
Beredar video seorang kiai asal Banten menolak disuntik petugas medis. Video yang beredar di WhatsApp itu diberi narasi “rezim memaksa para kiai untuk disuntik dengan dalih ketahanan tubuh dari virus. Kiai di Banten tegas menolak.”
Video berdurasi 1 menit 29 detik itu pun diberi stempel disinformasi oleh Kominfo. Kejadian sesungguhnya bukan di Banten.
Seseorang yang disebut kiai asal Banten dalam video tersebut merupakan pasien positif Covid-19 di Nusa Tenggara Barat (NTB). Pasien diisolasi selepas melakukan salat Tarawih.
(Baca: Atasi Hoaks, Pesan Berantai di WhatsApp Anjlok 70% Usai Dibatasi)
Kemudian, beredar disinformasi seorang tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok membawa amunisi ke Indonesia. Faktanya, pria yang dimaksud merupakan warga negara Indonesia (WNI) asal Surabaya.
Ia merupakan penumpang pesawat China Airlines yang ketahuan membawa 400 proyektil peluru saat mendarat di Bandara Juanda, pada Februari (23/2) lalu.
Lalu, beredar video di Facebook dengan narasi prosedur pengangkatan dahak pasien corona dengan ventilator. Tenggorokan pasien dimasukkan selang. Konten ini diberi stempel disinformasi.
Faktanya, Direktur Konsultan Pusat verifikasi Departemen Mikrobiologi dan Penyakit Menular, Universitas Kedokteran Tiongkok, Profesor Lu Minji menjelaskan, video dokter menyayat leher pasien dengan membuat lubang itu untuk memperluas saluran napas. Hal ini untuk mempermudah pasien bernapas.
(Baca: Isu Hoaks Tembus 562, Salah Satunya ATM Jadi Sarang Penularan Corona)
Lalu, beredar juga pesan singkat bahwa semua pemilik rekening Bank Rakyat Indonesia (BRI) mendapat bantuan sosial (bansos) Rp 600 ribu. Konten ini mendapat stempel disinformasi.
Bank BRI memang ditugaskan Kementerian Sosial (Kemensos) untuk menyalurkan Bantuan Sosial Tunai (BST) kepada 528.320 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang terdampak pandemi corona. Namun, Corporate Secretary Bank BRI Amam Sukriyanto mengatakan, tidak semua pemilik rekening BRI menjadi penerima BST.
Nama penerima bantuan tersebut sudah ditetapkan oleh Kemensos. (Baca: Hoaks Seputar Covid-19 Tembus 600, Mulai dari Gibran hingga Bansos)
Selanjutnya, beredar video yang menyebutkan bahwa warga Arab Saudi merayakan masa berakhirnya karantina wilayah (lockdown). Konten ini juga disinformasi.
Kementerian Kominfo mengatakan, Arab Saudi belum membuka status lockdown, hanya melonggarkan statusnya. (Baca: Kominfo Temukan 554 Hoaks Soal Corona di Berbagai Platform Digital)
Selain itu, ada beberapa disinformasi. Dua di antaranya pemerintah Italia meminta dibacakan Al-Quran dan doa untuk melawan corona, aktor Bollywood Aamir Khan mendonasikan 1 kilogram tepung dan 15 ribu Rupee ke warga yang membutuhkan di masa lockdown India.
Kemudian, ada pula hoaks mengenai warga Desa Batakan, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan yang terjangkit corona meninggal dunia. Tim penanganan Covid-19 Kabupaten Tanah Laut mengatakan informasi ini hoaks.
Lalu, beredar pesan berantai di Whatsapp dengan narasi masyarakat Bali diminta tidak menggunakan alat uji massal (Rapid Test) Merk Viva Diac dan mengembalikannya ke Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Pemprov Bali menyatakan, pesan ini hoaks.
Sebelumnya, Menteri Kominfo Johnny Plate meminta platform digital agar lebih aktif memblokir hoaks. "Kami akan mengacu pada Undang-Undang ITE dan peraturan terkait lainnya untuk gunakan seluruh kewenangan yang kami miliki, jika masih adanya hoaks terkait virus corona di platform digital," ujarnya saat video conference, Sabtu (18/4).
Sebanyak 89 tersangka kasus penyebaran hoaks telah ditindaklanjuti kepolisian. Dari jumlah tersebut, 14 orang sudah ditahan dan 75 tersangka sedang diproses hukum.
(Baca: Temukan 40 Juta Hoaks Corona Bulan Lalu, Facebook Peringatkan Pengguna)