Aplikasi Kencan Panen Pengguna dan Transaksi Selama Pandemi Corona

Google Play Store
Ilustrasi, aplikasi Tinder
Penulis: Desy Setyowati
26/5/2020, 13.53 WIB

Pengembang aplikasi kencan online di Amerika Serikat (AS) panen pengguna dan penggunaan (usecase) selama pandemi corona. Zoom juga menjadi aplikasi yang banyak digunakan untuk berkencan.

Sebelum pandemi virus corona, jumlah unduhan aplikasi 15 aplikasi kencan online menyusut secara global. Namun, platform ini semakin diminati ketika banyak orang beraktivitas di dalam rumah akibat pandemi Covid-19.

Sedangkan panggilan video dalam aplikasi Bumble meningkat 93% seminggu setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan keadaan darurat nasional terkait pandemi corona. "Waktu rata-rata panggilan sekitar 30 menit," Wakil Presiden Strategi Bumble kata Priti Joshi dikutip dari CNBC Internasional, kemarin (25/5).

(Baca: Munculnya 10 Peluang Bisnis Baru dari Hidup "Normal" di Masa Pandemi)

Dating.com misalnya, melaporkan bahwa jumlah pertemuan untuk berkencan melalui aplikasinya meningkat 82% sejak awal Maret. Lalu Bumble mencatatkan peningkatan jumlah pesan yang dikirim hingga 26%.

Tinder juga menyebutkan bahwa lamanya percakapan meningkat 10-30%. Kemudian, pesan yang dikirim melalui aplikasi Inner Circle melonjak 116% untuk periode yang sama.

Dengan meningkatnya jumlah pengguna dan penggunaan aplikasi kencan online, Engsel meluncurkan fitur baru yakni Date from Home. Fitur ni memungkinkan pengguna melakukan panggilan video.

Aplikasi serupa, PlentyOfFish juga meluncurkan fitur anyar yaitu LIVE!, yang memungkinkan pengguna melakukan streaming langsung. (Baca: Facebook Luncurkan Fitur Kencan di 14 Negara)

Meski penggunaan meningkat, mereka melihat bahwa pertumbuhan pendapatan rata-rata pengguna cenderung stagnan. Hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah pengangguran di AS akibat pandemi Covid-19.

Alhasil, aplikasi kencan online berbayar justru tak diminati warga AS. “Yang saya khawatirkan yakni kecenderungan orang untuk berbelanja," kata Analis di Wedbush Securities Ygal Arounian.

Antropolog biologi Helen Fisher menilai bahwa seseorang bisa saja jatuh cinta meski berkencan secara online. Ia telah menghabiskan 20 tahun mempelajari scan MRI dari orang-orang yang jatuh cinta.

"Hanya karena kamu tidak bisa menyentuh seseorang, tidak berarti kamu tak bisa jatuh cinta pada mereka," kata Fisher. (Baca: Facebook Mulai Uji Coba Internal Fitur Kencan Online)

Fisher mengatakan bahwa cinta, bahkan dalam lingkungan virtual, dapat memicu sistem dopamin. "Dopamin adalah apa yang memberi Anda kegembiraan, pusing, euforia, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, fokus, motivasi dan optimisme cinta romantis yang intens.”

Namun, bukan hanya sistem dopamin di tempat kerja, ketika kita jatuh cinta pada seseorang dari kejauhan. Fisher mengatakan kami menerima semua jenis isyarat tentang siapa mereka.