Pakar IT Ungkap 6 Sebab Penonton Video Pornografi Diincar Hacker

123RF.com/rawpixel
Ilustrasi keamanan internet
19/6/2020, 08.00 WIB

Peneliti Keamanan Siber dari Indonesia ICT Institute Heru Sutadi menambahkan, peretas dapat mencuri data-data penting pengguna. “Juga semakin marak pemerasan. Mereka mengancam, jika tidak mengirim uang, maka foto akan disebar,” katanya.

Kabar buruknya, data Kaspersky menunjukkan bahwa penonton video pornografi yang diretas melonjak dua kali lipat pada 2019. Jumlahnya naik dari 16.699 pengguna pada 2018, menjadi 42.973 tahun lalu.

Alasan kelima penonton video pornografi diincar peretas, yakni karena ada keinginan untuk menjaga konten itu tetap bersifat pribadi. Maka, para penontonnya rentan untuk diancam atau diserang secara digital.

(Baca: Cara Tokopedia, Lazada, Bhinneka dan Bukalapak Cegah Kebocoran Data)

Keenam, peretas menonjolkan iklan yang mengandung malware di situs web atau aplikasi yang memuat konten pornografi. Iklan ini teridentifikasi sebagai AdWare.AndroidOS.Agent.f.

Peneliti keamanan di Kaspersky Dmitry Galov mengimbau pengguna untuk memperhatikan keaslian situs web. Caranya, dengan memeriksa ulang format URL atau ejaan nama perusahaan, lalu mencari ulasan yang tampak mencurigakan.

Tidak mengunduh perangkat lunak bajakan dan konten ilegal lainnya. Memblokir instalasi program dari sumber yang tidak dikenal pada pengaturan ponsel. Terakhir, menggunakan solusi keamanan.

(Baca: Mengapa E-commerce jadi Sasaran Empuk Pembobolan Data?)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur