Dampak Pandemi Corona, Mitra UMKM Tokopedia Melonjak Jadi 8,3 Juta
Platform e-commerce Tokopedia membukukan peningkatan signifikan mitra pedagang Usaha Mikro Kecil dan Menengah saat masa-masa pandemi virus corona Covid-19. Hal ini disebabkan lantaran adanya pembatasan-pembatasan membuat pelaku UMKM beralih melakukan penjualan secara daring.
Chief Executive Officer Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, terjadi kenaikan jumlah UMKM yang bergabung di platformnya sebanyak 2,3 juta mitra sepanjang periode Agustus 2019 hingga saat ini. Adanya inovasi digital diharapkan menjadi peluang bagi pelaku usaha untuk bangkit setelah masa pandemi.
"Belum setahun peningkatannya sudah akselerasi sekali, karena butuh waktu 10 tahun untuk mencapai 6 juta mitra, tapi sekarang tidak sampai setahun angkanya sudah meningkat jadi 8,3 juta mitra dan ini mungkin hal positif," kata William dalam diskusi daring Katadata Insight Center bertajuk 'Kebangkitan UMKM di Era Pandemi Covid-19' di Jakarta, Jumat (26/6) malam.
(Baca: Dorong UMKM Go-Digital, Kominfo Target Seluruh Desa Tersambung 4G 2022)
Menurut dia, ini disebabkan lantaran kondisi yang memaksa UMKM yang bisnisnya mandeg karena kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar. Kebijakan tersebut juga berdampak pada tren penjualan secara daring, di mana kebutuhan-kebutuhan pokok dan kesehatan meningkat pesat dan kebutuhan tersier seperti alat elektronik menurun.
Meskipun jumlah mitra Tokopedia meningkat pesat, William menyebut digitalisasi UMKM di Indonesia masih terkendala minimnya literasi digital yang dimiliki pelaku UMKM. Untuk mengantisipasi hal itu, unicorn ini pun menggaet kementerian-kementerian terkait dan asosiasi pengusaha untuk melakukan edukasi secara terus menerus.
"Kami melakukan semangat kolaborasi, di masa pendemi ini, kami berkolaborasi dengan kementerian terkait, asosiasi yang ada di Indonesia untuk on-boarding mitra-mitra binaan mereka atau anggota asosiasi khususnya buat yang binisnya benar-benar terdampak," kata dia.
Sementara untuk mempercepat digitalisasi UMKM, Kementerian Komunikasi dan Informatika menargetkan seluruh desa di Indonesia telah tersambung dengan jaringan 4G di tahun 2022. Pasalnya, dari sebanyak 83.280 desa, masih ada 14% atau setara 12.458 desa yang belum memiliki jaringan 4G.
"Jumlah ini sangat besar dan kami terus kerjakan. Ditargetkan pada akhir 2022 seluruh wilayah sudah terakses 4G, jadi ini prioritas utama," kata Tenaga Ahli Menteri Kominfo Bidang Kebijakan Digital dan Sumber Daya Manusia Dedy Permadi.
(Baca: Peta Persaingan Gojek, Grab & E-Commerce di Pesan Antar Bahan Makanan)
Transformasi digital bakal dilakukan secara komprehensif untuk mendorong UMKM kembali bergeliat setelah pandemi berakhir. Upaya pertama yang dilakukan yakni dengan meningkatkan seluruh infrastruktur digital yang diperlukan untuk menunjang penjualan daring.
Setelah itu, tahap selanjutnya yang dilakukan yakni mempersiapkan sumber daya manusia yang diperlukan. Caranya, dengan mendorong percepatan literasi digital mulai dari bawah dan diikuti dengan mempersiapkan intermediate digital skills berupa teknisi di bidang ini.
"Terakhir program advance digital untuk para pelaku usaha dan privat sektor agar bisa membekali akses bisnis di tengah-tengah akses digital yang semakin ketat," kata dia.