Diboikot Unilever hingga Coca-cola, Harta Bos Facebook Anjlok Rp 102 T

Katadata
Ilustrasi. Facebook menghadapi boikot dari sejumlah perusahaan besar AS.
Penulis: Agustiyanti
27/6/2020, 19.39 WIB

Akibatnya, perusahaan dan CEO Facebook menghadapi tekanan karyawan, politisi dan bahkan para ilmuwan didukung oleh organisasi filantropi Zuckerberg.

Dalam sepekan terakhir, Facebook mengadakan panggilan konferensi untuk memberi tahu para pemasar bahwa mereka tengah berupaya mengatasi defisit kepercayaan ini. Zuckerberg sendiri berbicara kepada publik dengan janji baru untuk melarang iklan yang penuh kebencian dan melabeli posting kontroversial dari politisi.

(Baca: Protes Konten Kebencian, BMW hingga Pepsi Tarik Iklan dari Facebook)

"Tidak ada pengecualian untuk politisi dalam kebijakan apa pun yang saya umumkan di sini hari ini," kata Zuckerberg.

Namun terlepas dari tekanan yang memuncak, Zuckerberg, satu-satunya orang yang memiliki kekuasaan paling besar untuk memutuskan apa yang akan dilakukan perusahaan selanjutnya, tidak menanggapi boikot tersebut, semakin memperkuat para pengkritiknya untuk terus melancarkan kampanye boikot. 

"Pidato Zuckerberg adalah 11 menit peluang terbuang untuk berkomitmen untuk berubah," tweet Rashad Robinson, presiden kelompok hak-hak sipil Color of Change, salah satu penyelenggara boikot dikutip dari CNN.

Halaman: