Raksasa e-commerce Amazon disebut-sebut mengirim pesan kepada karyawannya agar menghapus aplikasi TikTok. Namun, perusahaan asal Amerika Serikat (AS) langsung membantahnya.
Amazon mengirimkan email kepada karyawannya yang berisi instruksi penghapusan aplikasi TikTok pada Jumat (10/7). "Jika Anda memiliki TikTok di perangkat Anda, Anda harus menghapusnya pada 10 Juli untuk mempertahankan akses seluler ke email Amazon," tulis pesan tersebut seperti dikutip dari BBC Internasional pada Jumat (10/7).
Karyawan diinstruksikan untuk menghapus TikTok dengan alasan risiko keamanan. Aplikasi TikTok tidak diizinkan pada perangkat seluler yang dapat mengakses email Amazon.
Setelah dikonfirmasi, Amazon menyebut instruksi itu merupakan kesalahan teknis. "Email kepada beberapa karyawan kami dikirim karena kesalahan. Tidak ada perubahan pada kebijakan kami saat ini sehubungan dengan TikTok," kata juru bicara Amazon.
(Baca: Trump Berencana Blokir, Tiktok: CEO Kami Berasal dari AS)
Aplikasi besutan perusahaan Tiongkok Bytedance itu memang mendapatkan sorotan baru-baru ini. Setelah Pemerintah India memblokir TikTok, Pemerintah AS pun berencana melarang aplikasi itu.
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan pihaknya tengah mempertimbangkan larangan bagi aplikasi media sosial Tiongkok. Aplikasi tersebut dianggap berbahaya.
"Untuk menghormati orang-orang yang menggunakan aplikasi Tiongkok di ponsel mereka, AS bakal (mempertimbangkan) hal ini dengan tepat," ujar Pompeo.
Selama beberapa tahun terakhir, anggota parlemen AS khawatir terhadap penanganan data pengguna TikTok. Terutama terkait hubungan antara perusahaan induk TIktok, ByteDance yang berbasis di Beijing, dengan pemerintah Tiongkok. Anggota parlemen AS menuduh bahwa TikTok dapat 'ditekan' untuk menyerahkan data atau intelijen lainnya kepada Partai Komunis Tiongkok.
Padahal, TikTok memiliki CEO dari Negeri Paman Sam. "TikTok dipimpin oleh CEO (asal) Amerika, dengan ratusan karyawan dan pemimpin 'kunci' di seluruh keselamatan, keamanan, produk, dan kebijakan publik di AS," ujar juru bicara TikTok dikutip dari TheVerge, beberapa waktu lalu (8/7).
Perusahaan mengatakan bahwa mereka tidak memiliki prioritas yang lebih tinggi selain mempromosikan keselamatan dan keamanan produk untuk pengguna Tiktok. "Kami juga tidak pernah memberikan data pengguna kepada pemerintah Tiongkok, kami juga tidak akan melakukannya jika diminta," ujar juru bicara tersebut.