Startup Diprediksi Kehilangan Potensi Investasi Rp 463 T Akibat Corona

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi, petugas menata uang Dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
6/4/2020, 13.50 WIB

Berdasarkan data CB Insights, pendanaan ke perusahaan swasta (private market funding), termasuk startup di Asia, diprediksi turun 20% secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal I 2020 akibat pandemi. Hal ini karena investor dan modal ventura memilih untuk menunggu dan melihat kondisi saat ini.

CB Insights mencatat, private market funding di Asia mencapai US$ 18 miliar dan diperkirakan tembus US$ 20 miliar pada kuartal pertama tahun ini. Dibandingkan periode yang sama pada 2019, nilainya turun 20% dan jumlah kesepakatannya anjlok 40%.

(Baca: Startup-startup yang Panen Transaksi dan Rugi Akibat Pandemi Corona)

Data itu berdasarkan pendanaan yang diumumkan sejak awal tahun ini. Secara global, CB Insights mencatat private market funding di Asia mencapai US$ 67 miliar dan diperkirakan tembus US$ 77 miliar. Nilainya turun 11,5% dibandingkan kuartal pertama 2019.

Kini, banyak negara menghadapi pandemi corona. Di Indonesia, investor dan modal ventura juga wait and see sebelum memberikan pendanaan ke startup. “Tentu kami menunda investasi-investasi yang kami rasa perlu dipertimbangkan,” kata Ketua Asosiasi Modal Ventura Indonesia (Amvesindo) Jefri Sirait kepada Katadata.co.id, pekan lalu (31/3).

Investasi yang dipertimbangkan yakni yang terdampak pandemi corona secara signifikan. Sedangkan startup-startup yang dinilai mendukung kebijakan pemerintah menekan penyebaran virus corona masih berpotensi diberikan pendanaan.

Startup yang dimaksud seperti di bidang kuliner (food and beverage), kesehatan, logistik, dan telekomunikasi. “Saya pikir ini proses yang me-recover satu sama lain,” katanya.

(Baca: Dampak Virus Corona Mengancam Potensi Pendanaan Startup di Asia)

Halaman:
Reporter: Cindy Mutia Annur