Pandemi Corona Bisa Jadi Kesempatan Investor Suntikkan Dana ke Startup

123rf
Ilustrasi, teknologi digital. Investor bisa memanfaatkan pandemi corona untuk menyuntikkan dana ke startup yang bisa bertahan saat krisis.
13/6/2020, 10.02 WIB

Pandemi corona menjadi tantangan tersendiri bagi para pendiri startup. Pasalnya, perusahaan rintisan belum pernah melewati krisis ekonomi seperti yang terjadi pada 2008 dan 2018.

Salah satu tantangannya yaitu mendapatkan dana  segar di tengah krisis. Presiden Komisaris SEA Group Pandu Sjahrir mengatakan investor memang hati-hati untuk menyuntikan dana ke startup saat pandemi. Pasalnya, modal pasokan (supply capital) atau modal (capital) yang diberikan ke startup juga bakal menjadi lebih sedikit.

"Tetapi apakah orang (investor) berpikir untuk berhenti investasi? Saya rasa tidak. Seperti kami, sudah berinvestasi di empat perusahaan selama 15 minggu terakhir meskipun menggunakan platfrom seperti Zoom. Itu situasi khusus," ujar Pandu dalam Bicara Data Virtual Series: Episode Baru Bisnis Startup Akibat Covid-19, Jumat (12/6). 

Meski demikian, ia justru menilai bahwa para investor seharusnya memanfaatkan momentum pandemi. Dengan adanya krisis, investor bisa melihat reaksi, pemikiran, dan pekerjaan para pendiri startup . 

Pandu pun menilai bahwa krisis ekonomi yang berlangsung tanpa kepastian waktu ini juga bisa dimanfaatkan investor untuk mengelola dan mengakses risiko berinvestasi dan imbalannya (risk reward). Di sisi lain, para investor tetap perlu mengelola arus kas dengan baik. 

"(Founder startup) tidak lagi bisa membeli GMV (gross merchandise value), yang penting ialah kualitas GMV, bukan dari sisi valuasi besar-besaran. Jadi, balik lagi ke fundamentalnya," ujar Pandu. 

(Baca: Bicara Data: Episode Baru Bisnis Startup Akibat Covid-19)


Dalam kesempatan yang sama, CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin mengatakan perusahaan harus meyakinkan para investor untuk menyuntikkan modalnya di tengah pandemi corona. Di sisi lain, startup  harus mampu mempertanggungjawabkan investasi tersebut dengan baik. 
 
 "Mungkin pendanaan juga bakal lebih menantang ke depan. Jadi, hal paling bertanggung jawab untuk dilakukan saat ini adalah bagaimana kami bisa berhemat," ujar Rachmat.
 
Bukalapak, ia melanjutkan, harus melihat pengeluaran apa yang esensial untuk operasional perusahaan. Sehingga, menurut Rachmat, perusahaan pun harus bijak dalam memangkas beberapa anggaran belanja perusahaan hingga situasi membaik.

 
 
Reporter: Cindy Mutia Annur