Jumlah Penumpang Gojek yang Akses MRT Melonjak 7 Kali Lipat

Gojek
Ilustrasi. Layanan penumpang Gojek sudah menjadi sarana penghubung awal atau first mile dan akhir perjalanan atau last mile bagi pengguna transportasi publik di Jabodetabek.
Editor: Agustiyanti
5/8/2020, 19.37 WIB

Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Harya S. Dillon mengungkapkan bahwa antara transportasi masal dan transportasi daring kini sudah bukan lagi kompetitor. "Data menunjukkan tidak ada kompetisi. Justru komplementer antar kendaraan ojek online dengan kendaraan umum," ujarnya dalam siaran pers pada Rabu (5/8).

Menurutnya, 45% pengguna transportasi masal di Jabodetabek kini telah memfungsikan layanan transportasi daring seperti ojek online dan taksi online sebagai solusi penghubung awal dan akhir perjalanan.

Ia mengatakan, yang harus dikembangkan saat ini yakni kualitas integrasi antara transportasi masal dan transportasi daring. Kunci keberhasilan integrasi antar-moda transportasi ini antara lain responsif, layanan yang beroritentasi pada konsumen, terencana dan terlembagakan.

Hasil riset Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sebelumnya menunjukkan, kontribusi ekonomi digital Gojek ke perekonomian senilai Rp 152 triliun atau sekitar 1% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2019. Asumsi PDB ini menggunakan harga berlaku tahun 2019.

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan