Startup kesehatan Good Doctor mencatat, permintaan konsultasi mencapai 10 ribu dalam sehari saat pandemi corona. Penggunaan layanan pun melonjak delapan hingga 10 kali sejak Maret lalu.
“Permintaan sempat menurun pada Juli, tetapi meningkat lagi,” kata Managing Director Good Doctor Technology Indonesia Danu Wicaksana saat konferensi pers virtual, Selasa (22/9).
Keluhan yang paling banyak disampaikan saat konsultasi yakni terkait gejala penyakit umum, kulit, dan kesehatan anak.
Selain konsultasi kesehatan, pembelian obat di platform meningkat. Perusahaan pun memberikan diskon di tengah pemberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB Jakarta sejak pekan lalu.
Good Doctor meluncurkan program 'PSBB OK!' untuk mendorong masyarakat menggunakan layanan kesehatan digital guna menekan risiko penularan virus corona. Caranya dengan memberikan promosi berupa gratis ongkos kirim untuk pembelian obat.
Diskon itu berlaku di Jakarta, selama sebulan. "Biasanya masyarakat harus menggunakan transportasi umum atau kendaraan pribadi untuk membeli obat-obatan," kata Danu.
Perusahaan telah menggaet 550 apotik yang tersebar di ibu kota untuk menyediakan layanan pembelian obat. Selain itu, konsultasi kesehatan online tersedia 24 jam.
Pengguna dapat mengakses layanan itu melalui fitur GrabHealth di aplikasi Grab.
Head of Medical Good Doctor Adhiatma Gunawan sempat menyampaikan, perusahaan mempunyai komite medis untuk menjaga kualitas konsultasi dan diagnosa. Selain itu, meminta tanggapan dari para pengguna untuk menilai layanan melalui user satisfaction survey.
Penilaian itu untuk mengukur manfaat dari layanan kesehatan online. "Kami selalu memperbaiki layanan," kata Adhiatma, pada Mei lalu (19/5).
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Widyastuti mengatakan, beraktivitas di rumah dapat membantu untuk memutus rantai penularan Covid-19. Dengan adanya promosi, ia berharap ada lebih banyak masyarakat yang menggunakan layanan kesehatan digital.
Startup kesehatan seperti Good Doctor dan Halodoc memang moncer di masa pandemi. Firma konsultasi dan riset bisnis Inventure Indonesia mengatakan, pagebluk Covid-19 akan menjadi akselerator revolusi industri kesehatan.
Dalam riset berjudul ‘30 Consumer Behavior Shifts’, Inventure Indonesia mengatakan bahwa perubahan perilaku konsumen saat pandemi berpeluang melahirkan unicorn baru. Persaingan menjadi startup bernilai miliaran dolar Amerika Serikat (AS) pun akan semakin ketat.
"Saat konsumen merasa puas dengan pengalaman berobatnya yang lebih terjangkau dan hemat waktu, layanan kesehatan akan menjangkau pasar yang lebih luas," kata Managing Partner Inventure Indonesia Yuswohady, akhir April lalu.
Frost & Sullivan Digital Market Overview Indonesia pun memproyeksikan pendapatan dari layanan kesehatan digital bisa menyentuh US$ 726 juta Pada 2022. Pertumbuhannya diprediksi 60% per tahun.