Startup Tanah Air Ruangguru masuk daftar 50 perusahaan paling inovatif di dunia versi media asal Amerika Serikat (AS), Fast Company. Raksasa teknologi seperti Microsoft, SpaceX, dan Netflix masuk dalam daftar ini.
Ruangguru menempati peringkat ke-25 dalam daftar tersebut. Untuk kategori pendidikan, Ruangguru menempati urutan kedua di bawah perusahaan asal AS Outschool.
Perusahaan rintisan di bidang pendidikan itu juga menjadi satu-satunya perusahaan dari Asia Tenggara. “Ini kali pertama perusahaan asli asal Indonesia masuk daftar tahunan tersebut,” kata pendiri sekaligus Direktur Utama Ruangguru Belva Devara dikutip dari akun resmi Instagram @belvadevara, Rabu (10/3).
Dikutip dari situs resmi Fast Company, Ruangguru masuk daftar perusahaan paling inovatif karena berbagai inisiatif dalam mendukung kegiatan belajar-mengajar selama pandemi Covid-19. Salah satunya yakni sekolah online gratis yang diluncurkan Maret 2020.
Ruangguru mengandalkan 18 kanal setiap hari dalam menyelenggarakan sekolah online gratis tersebut. Inisiatif ini dimanfaatkan oleh lebih dari 10 juta siswa di Indonesia.
Berdasarkan laporan bertajuk ‘Dampak Ruangguru pada 2020’, sebanyak 9 dari 10 siswa yang memanfaatkan inisiatif itu mengaku lebih memahami materi.
Belva mengatakan, inovasi merupakan bagian dari cara perusahaan dalam meningkatkan akses dan kualitas pendidikan di Indonesia, terutama saat pandemi corona. "Kami berkomitmen untuk terus melahirkan inovasi baru dalam memudahkan akses pendidikan," katanya dalam siaran pers, Rabu (10/3).
Pada Oktober 2020, Ruangguru juga masuk daftar 50 perusahaan pendidikan paling transformatif di dunia, menurut Global Silicon Valley (GSV). Startup edutech ini menjadi satu-satunya perwakilan dari Asia Tenggara.
GSV mengkaji 50 perusahaan pendidikan yang dinilai paling transformatif berdasarkan empat faktor inti, yakni dampak, basis peserta, skala bisnis, dan jangkauannya.
Selain Ruangguru, ada 17 perusahaan asal AS, 16 Tiongkok, dan enam India yang masuk daftar. Secara agregat, 50 perusahaan yang masuk dalam daftar itu menggaet 2,7 miliar pelajar di dunia.
Hingga saat ini, Ruangguru telah menggaet lebih dari 22 juta pengguna. Startup ini mencatatkan peningkatan pengguna 50% pada tahun lalu.
Tahun ini, startup tersebut berencana menyasar pengguna di daerah Terdepan, Terpencil dan Tertinggal (3T). "Pelajar dan guru di wilayah 3T kesulitan mengakses layanan pembelajaran online. Ini karena tidak ada sinyal," ujar Belva Februari lalu (3/2).
Pada tahun lalu, perusahaan memasukkan seluruh materi pembelajaran ke dalam USB untuk menyasar pengguna di daerah 3T. Alat itu kemudian disambungkan ke perangkat siswa. "Kontennya akan terhubung meski tidak pakai internet. Materi tetap bisa diakses," ujarnya.
Ruangguru juga mengoptimalkan kapasitas bandwidth agar bisa diakses meski sinyal internet lemah. "Pengguna di wilayah 3T bisa unduh terlebih dahulu video dengan kapasitas yang ringan. Kemudian video dapat disaksikan secara ofline," ujar Belva.
Perusahaan berencana menggandeng lebih banyak pemerintah daerah (pemda) di daerah 3T. “Banyak yang sudah kami pelajari. Pelatihan guru harus lebih efektif, beasiswa diperbanyak, dan lainnya," kata dia.
Selain menyasar daerah terpencil, Ruangguru berencana meluncurkan sejumlah fitur baru tahun ini. Namun, Belva tidak memerinci ‘tools’ apa saja yang akan diluncurkan.
Pendiri sekaligus Direktur Produk dan Kerja Sama Ruangguru Iman Usman menambahkan, perusahaan melihat teknologi mulai menjadi tren di Tanah Air pada tahun ini, salah satunya kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI). "Penggunaan AI akan menjadi topik penting dalam dunia pendidikan," ujarnya.
Ia mencontohkan, penggunaan AI untukmembuat rekomendasi jawaban dari soal. Pengguna cukup mengunggah foto soal, maka akan muncul pembahasan konsep di platform.
Konten yang muncul juga disesuaikan dengan kebiasaan pengguna. "Ada sistem seperti robo-guru. Ini membantu anak menyelesaikan persoalan sulit," ujarnya.
Iman juga menilai, platform pendidikan semakin dibutuhkan oleh kalangan profesional. Oleh karena itu, “kami akan gencar bekerja sama dengan universitas dan penyedia bimbingan karier agar layanan Skill Academy maksimal," ujarnya.