Decacorn Gojek berencana mengurangi biaya bagi hasil untuk mitra pengemudi di Singapura dari 20% menjadi 10%. Ini supaya mereka tidak bergantung pada insentif.
Gojek Singapura juga bakal menerapkan tarif tetap S$ 3 atau sekitar Rp 32 ribu untuk penjemputan sejauh tiga kilometer atau lebih. Selain itu, menetapkan target jam sibuk harian yang baru.
Perusahaan penyedia layanan on-demand itu mengklaim, kebijakan itu akan meningkatkan pendapatan mitra hingga S$ 100 atau Rp 1 juta selama jam sibuk. Aturan anyar ini akan diterapkan pada 21 Juni dan berlangsung setidaknya hingga 2022.
"Perubahan ini dirancang untuk membantu mitra pengemudi membawa pulang lebih banyak pendapatan per perjalanan dan membangun mata pencarian yang berkelanjutan di platform Gojek," kata General Manager Gojek Singapura Lien Choong Luen dikutip dari Channel News Asia, Senin (14/6).
Kebijakan baru itu juga diklaim memungkinkan mitra pengemudi membawa penghasilan lebih banyak tanpa harus bergantung pada insentif.
Sedangkan di Indonesia, mitra pengemudi Gojek mogok kerja enam hari dengan cara off bid atau mematikan aplikasi untuk layanan GoSend sejak pekan lalu (8/4). Ini karena perusahaan mengubah skema insentif layanan GoKilat.
GoKilat merupakan layanan pengiriman yang terintegrasi dengan platform e-commerce seperti GoSend Instant dan Sameday.
Dalam siaran pers yang beredar di media sosial, mitra pengemudi menuntut tiga hal. Pertama, mencabut keputusan terkait insentif baru tersebut.
Kedua, perusahaan gabungan Gojek dan Tokopedia, GoTo harus menaati aturan yang berlaku tentang kemitraan dan penghitungan biaya jasa mitra pengemudi. Terakhir, mendesak pemerintah untuk menegakkan aturan yang berlaku sehingga perusahaan tidak perang tarif dan promosi, yang merugikan mitra.
Namun para mitra mulai kembali bekerja hari ini (14/6), meski belum ada kesepakatan dengan Gojek. "Hari ini sudah on-bid," kata Perwakilan pengemudi GoSend Sameday Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) Yulianto kepada Katadata.co.id, Senin (14/6).
VP Corporate Communications Gojek Audrey P Petriny sempat menyampaikan bahwa GoSend tidak mengubah skema pendapatan atau tarif pokok per jarak tempuh bagi mitra pengemudi. Kebijakan penyesuaian hanya dilakukan terhadap skema insentif.
“Itu untuk memberikan peluang yang lebih besar bagi lebih banyak mitra untuk dapat memperoleh insentif,” kata Audrey kepada Katadata.co.id pekan lalu (7/6). Dengan begitu, “semakin banyak mitra yang berpeluang mendapatkan penghasilan tambahan di masa pemulihan pandemi.”
Ia mengatakan, skema itu juga dibuat agar mitra pengemudi mendapatkan peluang yang lebih besar dalam memperoleh insentif. Sebab, perusahaan meniadakan jumlah minimum order.
Ia juga menyampaikan, perusahaan berupaya meningkatkan jumlah permintaan pelanggan melalui berbagai program pemasaran, pengembangan teknologi, dan inisiatif lainnya. Ini disamping menjaga dan meningkatkan standar layanan.
Upaya yang dimaksud di antaranya skema pendapatan pokok yang dipertahankan, penyesuaian skema insentif, peningkatan program pemasaran, serta inisiatif lainnya termasuk program apresiasi bagi mitra.