Secara keseluruhan, pendapatan Grab meningkat 44% yoy menjadi US$ 675 juta sepanjang tahun lalu. Namun kerugiannya US$ 3,6 miliar.
Kerugian itu mencakup US$ 1,6 miliar beban bunga non-tunai terkait dengan saham preferen yang dapat ditukarkan dan ditukarkan milik Grab yang dihentikan setelah pencatatan publik Grab. Selain itu, US$ 353 juta terkait pencatatan publik satu kali.
Nilai transaksi bruto atau GMV Grab meningkat 29% yoy menjadi US$ 16,1 miliar atau sekitar Rp 231,6 triliun sepanjang tahun lalu. Rincian GMV sebagai berikut:
- Layanan pengiriman seperti Grab Express dan GrabFood tumbuh 56%
- Mobilitas seperti taksi dan ojek online turun 14%
- Jasa keuangan 37%
“Kami mempertahankan kepemimpinan kategori di semua vertikal inti dengan bisnis pengiriman makanan yang merupakan mayoritas di Asia Tenggara,” ujar Peter.
Pengguna yang bertransaksi per bulan turun 2% menjadi 24,1 juta. Sedangkan GMV per pengguna yang bertransaksi per bulan meningkat 31% menjadi US$ 666.