Startup jual beli kripto asal Singapura, Luno meluncurkan unit investasi atau modal ventura bernama Luno Expeditions. Melalui modal ventura itu, Luno membidik startup yang beroperasi di sektor aset kripto alias cryptocurrency, Web3, hingga teknologi finansial (fintech).

Luno Expeditions sendiri akan dipimpin oleh Jocelyn Cheng sebagai CEO. “Saat ini merupakan momentum yang sangat menarik untuk terjun ke sektor kripto dan ekosistem fintech yang lebih luas," kata Jocelyn dalam keterangan pers, Kamis malam (17/3).

Jocelyn berpengalaman enam tahun di bidang investasi. Sebelumnya dia menjabat sebagai managing director di modal ventura yang berfokus pada impact investment, yaitu Global Innovation Fund. Dia juga pernah memegang peran investasi di CPP Investments, Bain Capital dan Goldman Sachs.

Dia menyampaikan, perusahaan memiliki rencana ambisius untuk membangun modal ventura yang dirancang sesuai kebutuhan para pendiri startup.

Luno Expeditions menyasar startup yang berada di tahap awal alias seed atau early stage. Luno Expeditions juga akan fokus meningkatkan jumlah investasi menjadi 200 - 300 per tahun. Selain itu, memperluas portofolio di luar kripto hingga ke bidang fintech secara global.

Beberapa bulan terakhir, Luno Expeditions berinvestasi di lebih dari 20 perusahaan kripto dan fintech di dunia. Empat di antaranya, yakni penyedia solusi compliance kripto di Israel, marketplace non-fungible token (NFT) di Amerika Serikat (AS), bank di Pakistan, dan solusi pengiriman uang baru di Tanzania.

Co-founder sekaligus CEO Luno, Marcus Swanepoel menyampaikan perusahaan ingin mendukung pengusaha generasi muda untuk mendirikan, membesarkan, dan menjalankan bisnis fintech. “Kami tahu betapa sulitnya proses membangun perusahaan, terutama di bidang fintech," ujarnya.

Di Indonesia, Luno mencatatkan peningkatan transaksi aset kripto empat kali lipat tahun lalu. Jumlah pengguna juga melonjak 75 %. Sedangkan secara global, induk Luno sempat memperoleh pendanaan US$ 700 juta. Perusahaan ini memiliki hampir 700 karyawan, dan melayani lebih dari sembilan juta pelanggan di lebih dari 40 negara.

Penyedia platform jual-beli aset kripto itu juga membuat perusahaan patungan atau joint venture (JV) dengan anak usaha Grup Lippo, Multipolar akhir tahun lalu. Ini bertujuan memperkuat ekosistem perdagangan aset digital Luno.

“Indonesia memiliki potensi yang luar biasa untuk menjadi salah satu pemain terbesar di Asia Tenggara,” kata Country Manager Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiyas dalam keterangan pers, tahun lalu.

Luno juga menambahkan dua aset kripto pada platform yakni Chainlink (LINK) dan Uniswap (UNI) pekan ini (15/3). Ini sejalan dengan meningkatnya minat dan penerapan teknologi aplikasi aset kripto secara global.

“Dengan menambahkan dua aset kripto Chainlink dan Uniswap, kami berusaha memberikan akses ke aset kripto yang lebih beragam untuk pelanggan. Namun kami tetap berpegang pada prinsip yakni hanya menawarkan aset kripto kategori blue chip yang terbukti keamanannya,” ujar Jay dalam keterangan pers, Selasa (15/3).

Meski begitu, dia menegaskan bahwa blue chip tidak menjamin potensi keuntungan. Luno menyarankan siapa pun yang ingin berinvestasi aset kripto untuk mencari tahu dan mengumpulkan informasi secara mandiri sebelum berinvestasi.

“Setiap aset kripto yang akan kami luncurkan dan tersedia di platform memerlukan tinjauan teknis dan ketentuan hukum yang cermat sesuai dengan peraturan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti),” kata Jay.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan