Startup penyedia layanan identitas digital Vida menutup pendanaan seri A. Investor yang berpartisipasi yakni Alpha JWC Ventures, DST Global Partners, Breyer Capital, Future Shape, AC Ventures, serta Endeavor Catalyst.
Beberapa investor akan memegang posisi penasihat perusahaan (advisor). Dua di antaranya Founder sekaligus CEO Breyer Capital Jim Breyer dan Founder sekaligus CEO Nest Labs Tony Fadell.
Tony Fadell pernah menjabat Senior Vice President divisi iPod selama 2006 hingga 2008. Ia pun dikenal sebagai 'The Father of iPod'
Vida juga mengangkat Hamilton Turner sebagai Chief Technology Officer (CTO). Hamilton Turner adalah Asisten Profesor Ilmu Komputer, Universitas Vanderbilt asal Amerika Serikat dengan pengalaman 12 tahun dalam keamanan siber, otentikasi, sistem terdistribusi, kriptografi, dan algoritme optimasi.
Vida didirikan oleh Niki Luhur, Sati Rasuanto, dan Gajendran Kandasamy pada 2018. Startup ini menyediakan layanan identitas digital berbekal lisensi penuh sebagai Penyelenggara Sertifikat Elektronik (PSrE) berinduk di bawah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta beragam akreditasi global lainnya.
Startup tersebut menyediakan layanan seperti tanda tangan elektronik tersertifikasi, verifikasi identitas online (e-KYC), dan autentikasi lainnya.
Layanan itu diklaim membantu klien mengurangi tindak penipuan (fraud), meningkatkan rasa percaya (trust) dalam transaksi online hingga menyediakan digital environment yang aman untuk para pengguna.
Vida berencana menggunakan dana segar dari pendanaan seri A untuk memperdalam keahlian di bidang keamanan informasi dan pembelajaran mesin (machine learning). Selain itu, mendorong peningkatan kepercayaan masyarakat dalam berinteraksi dan bertransaksi secara digital (digital trust).
“Kami akan menggunakan hasil pendanaan ini untuk terus berinvestasi pada produk dan talenta,” kata Founder sekaligus CEO Group Vida Niki Luhur dalam keterangan pers, Senin (6/6).
Co-Founder sekaligus COE Vida Sati Rasuanto menambahkan, pendanaan itu juga menandakan awal dari fase pertumbuhan baru bagi perusahaan. “Dengan kehadiran partner berpengalaman di industri digital kelas dunia, tak hanya menyediakan amunisi bagi VIDA untuk tumbuh, tetapi juga arahan dan dukungan strategis,” ujar dia.
Jefrey Joe dari Alpha JWC Ventures mengatakan, Indonesia tetap menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi digital tercepat di dunia. “Inilah saat paling tepat untuk membangun lingkungan dunia maya yang semakin aman dan tepercaya bagi transaksi bisnis dan perdagangan,” katanya.
Menurutnya, Vida menyediakan produk identitas digital dan verifikasi yang baik di industri. “Kami percaya bahwa mereka berada pada posisi tepat dalam menyediakan layanan identitas digital yang krusial bagi perusahaan dan juga masyarakat dalam ekonomi digital,” tambahnya.
Sedangkan Tony Fadell menyampaikan, dunia beralih menjadi digital sepenuhnya. Oleh karena itu, teknologi identitas digital dari Vida dapat digunakan untuk menghadirkan tanda tangan elektronik yang mudah digunakan dan lebih aman.
“Vida telah memverifikasi dan mengautentikasi ratusan ribu identitas tiap harinya, dengan standar keamanan global yang ketat di lebih dari 40 negara,” kata Fadell.
Jim Breyer menambahkan, para founders Vida menunjukkan pemahaman kuat mengenai kompleksitas dan peluang di pasar identitas digital. Selain itu, sudah memperdalam keahlian dalam kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) dan keamanan siber.
“Kami percaya Vida akan terus mendisrupsi batas-batas baru di Indonesia dan global, serta menyediakan layanan dan produk identitas digital kelas dunia bagi para pelanggan,” ujarnya.