Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir mendorong para pendiri perusahaan rintisan atau startup untuk melihat peluang di bisnis pangan melalui ekonomi digital.
“Kalau pangan itu kami tidak bisa hanya mendorong di ekosistem BUMN kami. Para startup itu juga harus melihat potensi pangan itu sendiri jangan semuanya mau ke fintech (financial technology) atau e-commerce,” kata Erick Thohir dalam acara BUMN Start Up Day, Senin (26/9).
Dalam kesempatan yang sama, Presiden Joko Widodo juga menyampaikan dorongan untuk para perusahaan startup untuk menangkap peluang bisnis pangan di tengah krisis global mulai dari pangan, energi, hingga finansial.
“Urusan masalah krisis pangan, urusan pangan ke depan ini akan menjadi persoalan besar yang harus dipecahkan oleh teknologi. Itu adalah kesempatan, itu adalah peluang, itu adalah opportunity,” kata Jokowi saat membuka BUMN Start Up Day, Senin (26/9).
Sektor pangan juga dinilai oleh Presiden Jokowi memiliki beragam komoditas yang dapat dikembangkan. Tak hanya itu, target konsumennya yang dapat disasar juga beragam mulai dari petani hingga ibu rumah tangga.
Pangan tidak hanya beras, hati-hati, ada sorgum, ada porang, ada cassava, ada sagu, dan lain-lainnya. Sehingga ini menjadi sebuah peluang besar dan target konsumen dari petani di ladang, dari nelayan di lautan, sampai masuk melompat ke dapurnya ibu-ibu rumah tangga. Peluangnya sangat besar sekali,” kata Jokowi.
Lebih lanjut dijelaskan Erick, perekonomian Indonesia akan tumbuh 5% setiap tahunnya, salah satu untuk membantu pertumbuhan tersebut adalah dengan hilirisasi industrialisasi seperti ekonomi digital. Berdasarkan proyeksiknya, nilai ekonomi digital Indonesia akan mencapai Rp 4.500 triliun pada 2030 mendatang dan menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
“Kita lihat turunan dari digital ekonomi salah satunya startup. Tapi startup sendiri kita lihat banyak yang gagal karena marketnya tidak ada atau manajemennya kurang baik atau kehabisan pendanaan. Nah disitulah kenapa hari ini BUMN membangun suatu ekosistem yang diawali dari 19000 digital people yang mempunyai peluang untuk membuat startup-startup baru atau ide baru,” kata Erick.
Untuk membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia, Erick menilai industri pangan mempunyai peluang tak hanya untuk masyarakat Indonesia, namun juga untuk pangan dunia.
“Jadi ya memang salah satu pertumbuhan ekonomi kedepan bagaimana industri pangan kita tidak hanya cukup untuk masyarakat indonesia tapi juga menjadi lumbung pangan dunia itu turunan dari pertumbuhan perekonomian kita yang 5 % itu,” lanjut Erick.
Saat ini sebanyak lima perusahaan modal ventura (venture capital) yang dibawahi BUMN telah melakukan penyuntikan dana terhadap 336 perusahaan startup. Kelima perusahaan modal ventura itu yakni Mandiri Capital, BRI Ventures, MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, dan BNI Ventures.