Ekonomi Digital Indonesia Diprediksi Rp 1.198 Triliun Tahun Ini

ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/hp
Warga menggunakan perangkat elektronik untuk berbelanja daring di salah satu situs belanja daring di Bogor, Jawa Barat, Senin (26/4/2021). Kementerian Koperasi dan UKM mencatat terjadi peningkatan belanja online sebesar 26 persen atau mencapai 3,1 juta transaksi selama pandemi COVID-19. Hal itu sejalan dengan berubahnya pola perilaku masyarakat yang gemar belanja online dalam memenuhi kebutuhannya.
Penulis: Desy Setyowati
27/10/2022, 15.56 WIB

Ekonomi digital Indonesia diperkirakan naik 22% secara tahunan (year on year/yoy) US$ 77 miliar atau sekitar Rp 1.198 triliun tahun ini. Seluruh sektor e-commerce, wisata alias online travel agent (OTA), berbagi tumpangan (ride hailing), pesan-antar makanan (food delivery), dan keuangan naik.

Secara keseluruhan, ekonomi digital di Asia Tenggara diperkirakan US$ 200 miliar tahun ini. Nilai ekonomi digital Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara.

Namun, pertumbuhannya di bawah Vietnam. Rinciannya sebagai berikut:

  • Filipina 22% menjadi US$ 20 miliar
  • Thailand 17% menjadi US$ 35 miliar
  • Indonesia 22% menjadi US$ 77 miliar
  • Malaysia 13% menjadi US$ 21 miliar
  • Singapura 22% menjadi US$ 18 miliar
  • Vietnam 28% menjadi US$ 23 miliar

Indonesia bersaing dengan Filipina dan Vietnam dalam hal pertumbuhan ekonomi digital ke depan. Rinciannya sebagai berikut:

Proyeksi pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara (e-Conomy SEA 2022)

Sedangkan peningkatan ekonomi digital per sektor di Indonesia dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:

Proyeksi per sektor ekonomi digital di Indonesia pada 2022 (e-Conomy SEA 2022)

Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia diperkirakan US$ 220 miliar - US$ 360 miliar (Rp 3.424 triliun - Rp 5.604 triliun). Hal ini didukung oleh jumlah pengguna internet dan e-commerce yang melonjak. Rinciannya sebagai berikut:

Proyeksi jumlah pengguna media digital dan e-commerce di Indonesia (e-Conomy SEA 2022)