Investor Lebih Suka Startup Akuisisi Ketimbang IPO, Kenapa?

ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020).
Penulis: Lenny Septiani
7/12/2022, 06.00 WIB

Sejumlah investor mengaku lebih menyukai startup yang disuntiknya melakukan akuisisi ketimbang mencatatkan saham perdana alias initial public offering (IPO). Alasannya, lebih menguntungkan.

"Jika akuisisi, ternyata harga sahamnya (valuasi) naik dan naik terus," kata Managing partner of MDI Ventures Kenneth Li dalam seminar Exit Mechanisms for Investors & Startup Companies di Jakarta, Selasa (6/12).

Namun ia menegaskan bahwa strategi itu tidak bisa digeneralisasi kepada semua perusahaan.

Ia menegaskan bahwa akuisisi maupun IPO memiliki nilai tambah dan tidak. “Keduanya bisa menjadi potensial strategi tergantung situasi," ujar dia.

Secara keseluruhan, exit strategy baik IPO, merger, akuisisi maupun lainnya bertujuan meningkatkan skala bisnis.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) Eddi Danusaputro. “(Kalau akuisisi) uangnya langsung didapat dan bisa ‘dibelanjakan’ lagi," kata dia.

Sedangkan jika IPO, investor harus menunggu delapan bulan. Harganya juga belum tentu masih bagus.

“Sebagai modal ventura, itu bukan uang kami, melainkan investor. Jadi uangnya ‘diputer’ terus,” kata dia.

Reporter: Lenny Septiani