Grab Resmi Punya Bank Digital di Indonesia, Makin Saingi Shopee & GoTo

Gojek, Grab, Shopee
Aplikasi Gojek, Grab, dan Shopee
Penulis: Lenny Septiani
22/2/2023, 07.30 WIB

Grab resmi memiliki bank digital di Indonesia yakni Super Bank Indonesia (Superbank) yang sebelumnya bernama Bank Fama International. Ini semakin memperketat persaingan dengan GoTo dan Shopee di bidang keuangan di Tanah Air.

Emtek mengakuisisi Bank Fama pada Desember 2021. Grab dan Singtel ikut berinvestasi melalui penyertaan modal pada 2022.

Bank Fama kemudian bertransformasi menjadi bank digital Superbank pekan ini. “Momen ini memperkuat komitmen kami dalam memperluas akses ke pembiayaan yang mudah dan bertanggung jawab bagi segmen underbanked,” kata Direktur Utama Superbank Tigor M Siahaan dalam keterangan pers, Senin (20/2).

Tigor menilai, industri perbankan Indonesia memiliki potensi besar. Simpanan nasabah di bank umum di Indonesia terus meningkat. Peningkatnnya 8% dibandingkan 2021 atau year on year (yoy) menjadi Rp 8.203 triliun tahun lalu.

Sedangkan nilai transaksi bank digital meningkat 28,72% yoy menjadi Rp 52.545,8 triliun tahun lalu. Nilainya diproyeksikan tumbuh 22,13% menjadi Rp 64.175,1 triliun tahun ini. 

“Superbank diharapkan dapat menjangkau jutaan UMKM dan nasabah ritel melalui ekosistem luas yang dimiliki oleh Grup EMTEK, Grab, dan Singtel,” kata Tigor.

Persaingan Grab, Shopee, dan GoTo di Bisnis Bank Digital

Superbank yang didukung oleh Grab, Singtel, dan Emtek akan bersaing dengan sejumlah bank digital lainnya, termasuk SeaBank Shopee dan Bank Jago GoTo.

Kinerja SeaBank di Indonesia per kuartal III 2022 sebagai berikut:

  • Pendapatan bunga Rp 3 triliun
  • Beban bunga Rp 706 miliar
  • Laba (rugi) operasional Rp 12,8 miliar

Sedangkan kinerja Bank Jago yang didukung GoTo pada kuartal III 2022 yakni:

  • Laba bersih Rp 41 miliar
  • Aset tumbuh 44,1% menjadi Rp 15,82 triliun
  • Rasio likuiditas atau loan to deposits ratio (LDR) 112%
  • Pendapatan bunga bersih atau net interest margin (NIM) 10,5%
  • Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) 97%
  • Dana pihak ketiga (DPK) tumbuh 186% menjadi Rp 7,28 triliun, yang terdiri dari:
  1. Tabungan dan giro (CASA) meningkat 422% menjadi Rp 5,14 triliun
  2. Deposito tumbuh 38% menjadi Rp 2,14 triliun
  • Rasio CASA terhadap total DPK 71%
  • Beban bunga naik 166% menjadi Rp 101 miliar
  • Pendapatan bunga dan pendapatan syariah meningkat 205% menjadi Rp1,08 triliun
  • Pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) tumbuh 210% menjadi Rp 984 miliar
  • Pembiayaan syariah tumbuh 119% menjadi Rp 8,16 triliun
  • Jumlah nasabah funding naik tiga kali lipat menjadi 4,2 juta
Reporter: Lenny Septiani