Astra International melalui anak usaha Astra Digital Internasional kembali menyuntik modal startup kesehatan atau healthtech Halodoc. Pendanaan seri D ini US$100 juta atau sekitar Rp 1,5 triliun.

Dengan demikian, total investasi yang diberikan oleh Astra kepada startup Halodoc US$135 juta.

Presiden Direktur Astra Djony Bunarto Tjondro mengungkapkan tingginya permintaan terhadap layanan akses kesehatan berkualitas mendorong peningkatan adopsi teknologi di sektor ini.

Astra menilai sektor kesehatan di Indonesia memiliki prospek pertumbuhan yang baik dalam jangka panjang. Hal ini turut didukung oleh upaya-upaya pemerintah memajukan sektor layanan kesehatan.

Selain itu, momentum pandemi Covid-19 secara tidak langsung mendorong masyarakat menggunakan layanan telemedik.

Berdasarkan data dari Aliansi Telemedik Indonesia atau Atensi, terdapat kurang lebih 17,9 juta aktivitas konsultasi kesehatan yang berasal dari 19 perusahaan telemedik tahun lalu. Jumlah ini menunjukkan teknologi digital memainkan peran kunci pada kemajuan industri kesehatan saat ini.

"Kami berharap investasi Astra pada Halodoc dapat mempercepat transformasi layanan kesehatan di Indonesia yang semakin inovatif, menjangkau masyarakat luas dan berkualitas," kata Djony dalam keterangan pers, Jumat (28/7).

Co-Founder sekaligus CEO Halodoc Jonathan Sudharta mengatakan, pemenuhan akses layanan kesehatan berkualitas menjadi tantangan di Indonesia. "Kami berfokus menyederhanakan akses kesehatan," katanya.

Menurutnya, keselarasan terhadap visi Generasi Emas pada 2045 memberikan fondasi yang dapat diandalkan untuk kemitraan dengan para pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun swasta.

Sejak diluncurkan pada 2016, startup Halodoc menggaet lebih dari 20 ribu praktisi medis, 3.300 rumah sakit, dan 4.900 apotek.

Pada tahun lalu, Halodoc mencatat lebih dari 20 juta pengguna aktif bulanan.

Reporter: Lenny Septiani