Modal Ventura Telkom, BCA, Asal Korea, Belanda Bergabung, Bidik Rp 3 T

Ascent
Peluncuran Ascent Venture Group
Penulis: Lenny Septiani
22/9/2023, 11.14 WIB

Centauri Fund dan Arise Fund yang dikelola oleh anak usaha milik Telkom yakni MDI Ventures resmi digabung menjadi Ascent Venture Group. Ascent menargetkan bisa menggalang US$ 200 juta atau sekitar Rp 3 triliun.

Centauri Fund merupakan perusahaan dana modal ventura hasil kerja sama Telkom Indonesia melalui MDI Ventures dengan KB Financial Group, perusahaan asal Korea Selatan. Centauri Fund berkantor di Jakarta, Indonesia dan Seoul, Korea Selatan.

Sementara Arise Fund merupakan hasil kerja sama MDI Ventures dengan modal ventura asal Belanda, Finch Capital. Arise Fund menargetkan investasi ke startup tahap awal.

ARISE dan Centauri didirikan pada 2019. Modal ventura gabungan keduanya, Ascent dikelola oleh para pengusaha dan investor teknologi berpengalaman yakni Aldi Adrian Hartanto, Hans De Back, Kenneth Li, dan Eric Yoo atau  Jung Ho yang mewakili KB Investments. 

KB Investments dan MDI Ventures berperan sebagai mitra strategis bersama dalam mendukung Ascent Fund III yang diluncurkan bersamaan dengan kolaborasi antara ARISE dan Centauri.

Ascent Venture Group adalah platform modal ventura yang memiliki misi untuk membina, memajukan, dan memperluas ekosistem inovasi di Asia Tenggara dan sekaligus mengubah kehidupan masyarakat.

Modal ventura tersebut juga mengumumkan Central Capital Ventura atau CCV di bawah BCA, sebagai mitra. Kerja sama ini disebut akan memperkuat sinergi ekosistem di Indonesia dan Asia Tenggara. 

Ascent merupakan platform usaha dengan empat mitra, 10 profesional investasi, dan tim operasional pendukung yang berbasis di Jakarta, Singapura, dan Seoul. Mereka juga memiliki akses ke ekosistem dengan nilai miliaran dolar di Asia Tenggara.

Ascent mengelola dana dan menjadi kendaraan investasi yang berinvestasi di startup teknologi atau berbasis teknologi di Asia Tenggara, dengan fokus pada putaran investasi tahap awal. 

Ascent didukung oleh sovereign wealth fund, investor institusi, perusahaan keluarga, dan korporasi.

CEO MDI Ventures Donald Wihardja mengatakan Ascent merupakan perwujudan komitmen perusahaan dalam mendukung ekosistem pendanaan startup tahap awal di Indonesia dan Asia Tenggara, sekaligus mendukung inovasi korporasi.

Donald menyampaikan, Ascent akan fokus berinvestasi pada startup yang sifatnya high-growth atau memiliki potensi untuk tumbuh cepat dan tinggi di Indonesia hingga kawasan Asia Tenggara. 

“Pendekatan investasi Ascent menggabungkan wawasan dari ekosistem, networking, dan sumber dayanya yang ekstensif untuk dimanfaatkan oleh para founder dalam membangun bisnis yang dapat bertumbuh secara berkelanjutan,” ujar Donald dalam keterangan pers, Sabtu (16/9).

Managing Partner di Ascent Kenneth Li menjelaskan, nama 'Ascent' berasal dari gabungan nama 'ARISE' dan 'Centauri'. Nama ini pun memiliki konsep aspirasi untuk terus 'Menuju Ke Atas'. 

“Filosofi yang ingin dicerminkan yakni semangat dan tekad yang kami terapkan dalam berinvestasi dan para founder agar tidak menyerah dalam mengejar ambisi serta menghadapi berbagai tantangan untuk mencapai puncak,” kata Kenneth.

Sebelum membentuk Ascent, ARISE dan Centauri sudah berinvestasi di 30 perusahaan di Asia Tenggara dan global. Rinciannya sebagai berikut:

  • Lebih dari 70% di antaranya berhasil mendapatkan pendanaan lanjutan dari investor pihak ketiga setelah investasi awal dari Ascent
  • Dua startup merger dan akuisisi
  • Satu startup sudah mencatatkan saham perdana alias Initial Public Offering (IPO) dengan metrik keuntungan dari money on invested capital (MOIC) atau tingkat keuntungan investasi masing-masing mencapai 3,2 kali dan 1,75 kali. 

"Ambisi kami yakni menyatukan semua sumber daya dan jaringan ekosistem untuk menciptakan platform yang bisa menghasilkan nilai eksponensial,” kata Managing Partner di Ascent Aldi Adrian Hartanto.

Aldi menilai Ascent akan memperkuat strategi 'berbasis tesis' dan memberikan dukungan signifikan untuk Product-Market Fit kepada para pendiri startup dalam portofolio.

“Mereka ini yang merupakan pelaku usaha yang sedang merintis dan membesarkan bisnisnya di Indonesia, pasar terbesar di Asia Tenggara," katanya. 

Managing Partner di Ascent Hans De Back menambahkan, modal ventura ini akan membawa pengalaman membangun perusahaan yang solid ke ekosistem. Terlebih lagi, Ascent menggandeng CCV di bawah BCA.

Menurut Hans, kemitraan dengan BCA akan membuat nilai sinergis potensi bagi calon startup portofolio Ascent.

Sementara Managing Partner di Ascent Eric Yoo menyampaikan, gelombang investasi pertama pada ekosistem startup Indonesia mempercepat adopsi berbagai teknologi seperti e-commerce, taksi online, OTA, dan fintech. Namun, ia menilai Indonesia masih relatif awal dalam kurva adopsi teknologi. 

“Gelombang investasi dan gelombang berikutnya akan membawa Indonesia lebih dekat dengan pasar lain yang lebih berkembang, serta menciptakan berbagai disrupsi dan peluang digitalisasi pada sektor-sektor yang lebih tradisional. ” ujarnya.

Seiring dengan pengumuman tersebut, Ascent menargetkan bisa menghimpun dana total US$ 200 Juta atau sekitar Rp 3 triliun. Dana ini akan diinvestasikan ke 25 startup tahap awal yang berfokus di Indonesia dan sekitarnya.

Saat ini, tim Ascent melirik beberapa sektor yakni:

  1. Pemberdayaan UMKM
  2. Digitalisasi Layanan Keuangan
  3. Neo Konsumen dengan fokus sektor baru seperti iklim dan kesehatan
Reporter: Lenny Septiani