Grab dikabarkan dalam pembicaraan dengan perusahaan pesan-antar makanan yang berbasis di Berlin, Jerman, Delivery Hero untuk mengakuisisi bisnis di Asia Tenggara.
Delivery Hero memiliki anak usaha FoodPanda yang beroperasi di Singapura, Malaysia, Thailand, Kamboja, Myanmar, Laos, dan Filipina. Selain itu, Woowa yang beroperasi di Korea Selatan dan Vietnam, dengan merek Baemin.
Bisnis pesan-antar makanan di Asia menyumbang 63% dari total nilai barang dagangan kotor atau GMV Delivery Hero tahun lalu. Pada 2022, perusahaan mencatatkan EBITDA yang disesuaikan sekitar US$ 61 juta.
Momentum Works memperkirakan, Korea Selatan menyumbang lebih dari 70% GMV Asia Delivery Hero pada 2021.
Emiten yang terdaftar Bursa Efek Frankfurt itu mengatakan sedang dalam pembicaraan mengenai potensi penjualan bisnis Foodpanda di ‘pasar terpilih’ di Asia Tenggara. “Proses negosiasi dalam tahap awal dan kemungkinan tidak mengarah pada penjualan,” kata Delivery Hero dikutip dari Tech In Asia, Minggu (24/9).
Menurut Wirtschaftswoche, Grab diajukan sebagai pembeli potensial. Majalah bisnis Jerman ini menyampaikan kesepakatan itu akan menelan biaya lebih dari € 1 miliar atau sekitar Rp 16,9 triliun.
Saham Delivery Hero naik 7% setelah kabar itu berhembus. Sementara saham Grab turun 1%.
Katadata.co.id mengonfirmasi kabar tersebut kepada Grab. "Kami tidak dapat berkomentar mengenai spekulasi yang beredar," ujar juru bicara Grab.
Unicorn pesan-antar makanan Thailand Line Man Wongnai juga dilaporkan dalam pembicaraan untuk mengakuisisi bisnis Foodpanda di Thailand pada Desember 2022. Namun, tidak ada kabar lebih lanjut mengenai hasil diskusi.
Sementara besaran bisnis pesan-antar makanan di Asia Tenggara, termasuk Grab, Foodpanda dan Gojek dapat dilihat pada Bagan di bawah ini:
Jika kesepakatan itu terwujud, maka ini akan menjadi akuisisi Grab paling transformatif sejak membeli bisnis Uber di Asia Tenggara pada 2018. Langkah ini bakal memperkuat posisi Grab sebagai pemimpin pasar dan membuat para pesaing di wilayah ini berada dalam posisi kurang menguntungkan.
Sementara Foodpanda melakukan pemutusan hubungan kerja atau PHK karyawan. Alasannya, perusahaan perlu menjadi lebih gesit saat ini.
“Prioritas perusahaan saat ini menjadi lebih ramping, efisien, dan bahkan gesit,” kata CEO Foodpanda APAC Jakob Sebastian Angele dalam surat kepada karyawan dikutip dari CNBC Internasional, Kamis (21/9).
“Untuk melakukan hal ini, kami perlu menyederhanakan operasional sehingga kami dapat mengambil pendekatan yang lebih terstruktur dalam beberapa hari mendatang,” ujar Jakob menambahkan.
Namun Jakob tidak menyebutkan jumlah karyawan dan departemen yang terkena dampak PHK.
Foodpanda sudah tiga kali melakukan PHK sejak pandemi corona. Sebelumnya dilakukan pada Februari dan September tahun lalu.