Usai mengakuisisi saham Tokopedia, TikTok milik ByteDance Ltd. berencana mengekspansi penjualan dengan meningkatkan ukuran bisnis e-commerce atau TikTok Shop di Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan laporan Bloomberg, perusahaan menargetkan pendapatan TikTok Shop di AS naik sepuluh kali lipat menjadi US$ 17,5 miliar atau sekitar Rp 271 triliun tahun ini.
Sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan rencana bisnis TikTok Shop di AS dibahas dalam rapat internal beberapa minggu terakhir. Namun, masih dapat berubah tergantung bagaimana bisnis itu berjalan.
Rencana bisnis TikTok potensi menyaingi e-commerce asal Amerika, Amazon. Sebab, persaingan pasar tidak hanya dari TikTok Shop, juga dari Temu dan Shein asal Cina yang juga bersaing di AS.
Laporan tersebut juga menyebutkan TikTok berencana meluncurkan operasi e-commerce di Amerika Latin dalam beberapa bulan mendatang.
Untuk mendukung peningkatan bisnis di AS, TikTok dilaporkan akan menawarkan pengiriman gratis dan subsidi untuk influencer yang menjual gadget, pakaian, dan makeup dalam video dan live streaming di AS.
Selama promosi pada Black Friday dan Cyber Monday di bulan November, TikTok mencatat lebih dari 5 juta pelanggan baru di Amerika berbelanja di aplikasi tersebut.
Laporan itu mengatakan TikTok hampir mencapai sekitar US$ 20 miliar dalam nilai barang dagangan global pada 2023, yang sebagian besar penjualan melalui platform ini dikontribusikan oleh pasar Asia Tenggara termasuk Indonesia.
TikTok menghadapi peraturan Pemerintah Indonesia sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan Melalui Sistem Elektronik atau PMSE. Yang membuat TikTok Shop tutup di Indonesia pada Oktober 2023 (4/10) Pukul 17.00 WIB.
Kini TikTok Shop hadir kembali di Indonesia dengan mengakuisisi 75,01% saham PT Tokopedia, unit bisnis e-commerce PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).