GoTo Gojek Tokopedia dan Grab dikabarkan dalam diskusi untuk melakukan merger. Namun GoTo menyampaikan perusahaan optimistis mencatatkan pendapatan perusahaan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV 2023.
“Kami tidak mengomentari rumor yang beredar di pasar. Saat ini tidak ada diskusi terkait hal tersebut,” kata Head of Corporate Communications GoTo Sinta Setyaningsih kepada Katadata.co.id, Senin (12/2).
Ia menegaskan bahwa GoTo memiliki fundamental dan posisi keuangan yang semakin solid saat ini. Selain itu, berhasil mencapai target EBITDA yang disesuaikan positif pada kuartal IV 2023.
“Arus kas kami juga semakin kuat dengan adanya pendapatan berupa fee dari Tokopedia secara kuartalan,” Sinta menambahkan.
Sinta pun mengungkapkan fokus bisnis GoTo ke depan yakni tumbuh secara sehat dan meraih profitabilitas dengan mendorong pengembangan bisnis dan inovasi dari unit bisnis Gojek dan GoTo Financial.
Rugi EBITDA disesuaikan susut drastis dari Rp 3,69 triliun pada kuartal III 2022 menjadi Rp 942 miliar pada kuartal III 2023. margin kontribusi perseroan pun meningkat dari negatif 1,2% menjadi positif 1,1% pada periode yang sama.
Rincian EBITDA bisnis GoTo Gojek Tokopedia pada kuartal III 2023 sebagai berikut:
- On-demand (Gojek): rugi turun 95% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi negatif Rp 48 miliar
- E-commerce (Tokopedia): minus Rp 222 miliar
- Keuangan (GoTo Financial): negatif Rp 388 miliar
- GoTo Logistics: minus Rp 113 miliar
Sementara itu, data keuangan kuartal IV dan keseluruhan 2023 akan diumumkan pada Maret.
Direktur Keuangan Grup GoTo Jacky Lo mengatakan, pertumbuhan kinerja kuartal ketiga perusahaan didorong oleh efisiensi beban operasional, dengan mengurangi redudansi dan pemanfaatan teknologi untuk menekan biaya.
“Kami terus melangkah menuju profitabilitas. Pada kuartal ketiga, unit bisnis on-demand services berhasil mencapai nilai positif untuk EBITDA yang disesuaikan, sebelum alokasi biaya korporasi,” kata Jacky pada Oktober tahun lalu (30/10/2023).
Meski begitu, ia menyatakan bahwa perusahaan melihat adanya kompetisi yang semakin ketat dan kemungkinan terus berlanjut.
GoTo Gojek Tokopedia akan merespons kompetisi itu dengan prinsip kehati-hatian. “Seiring upaya kami menyeimbangkan pertumbuhan dengan profitabilitas,” kata dia.
Direktur Utama Grup GoTo Patrick Walujo menyampaikan, nilai transaksi bruto atau GTV GoTo Grup kembali tumbuh positif setelah mencatatkan penurunan dua kuartal berturut-turut.
“Ini didorong oleh pertumbuhan unit bisnis e-commerce (Tokopedia) dan on-demand services (Gojek),” kata Patrick.
GoTo Gojek Tokopedia memperluas pasar potensial melalui pengembangan produk dan layanan guna menggaet konsumen yang sensitif terhadap harga. “Selain itu, sinergi ekosistem yang semakin kuat ini menjadi keunggulan kami di tengah kompetisi yang semakin ketat,” ujar Patrick.
Ia menegaskan bahwa GoTo akan terus beradaptasi secara taktis untuk mempertahankan kepemimpinan pasar. Perusahaan juga akan terus berinvestasi untuk mendukung strategi bisnis jangka panjang Perseroan.
Berdasarkan paparan resmi perusahaan pada Agustus 2023, terdapat tiga strategi utama GoTo Gojek Tokopedia untuk mencapai profit di antaranya:
- Optimasi biaya
- Integrasi ekosistem
- Perluasan pangsa pasar
Chief Transport Officer Gojek Shobhit Singhal mengatakan, inisiatif transportasi seperti GoCar Hemat dapat membantu perusahaan mengelola biaya.
“Inisiatif itu dapat menargetkan 50% - 60% lebih banyak pelanggan dalam jangka menengah,” kata Shobbit dikutip dari Tech in Asia, pada Desember tahun lalu (1/12/2023).
Gojek dan Grab Dikabarkan Mengkaji Merger
Berdasarkan laporan Bloomberg, Grab dan GoTo telah memulai kembali pembicaraan untuk melakukan merger. Langkah ini dinilai sebagai kombinasi potensial yang bertujuan mengatasi kerugian kedua perusahaan selama bertahun-tahun akibat persaingan yang ketat.
“Kedua perusahaan, yang juga merupakan pemimpin layanan pesan-antar makanan di wilayah berpenduduk lebih dari 650 juta orang, sedang melakukan diskusi awal tentang berbagai skenario,” kata beberapa sumber Bloomberg, Jumat (9/2).
Salah satu sumber menyatakan , salah satu opsi potensial dari merger yakni Grab yang berbasis di Singapura mengakuisisi GoTo dengan menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya.
Lebih lanjut, sumber mengatakan bahwa GoTo lebih terbuka untuk melakukan kesepakatan, setelah Patrick Walujo mengambil alih posisi chief executive officer alias CEO tahun lalu.
“Kedua perusahaan, yang juga merupakan pemimpin layanan pesan-antar makanan di wilayah berpenduduk lebih dari 650 juta orang, sedang melakukan diskusi awal tentang berbagai skenario,” kata beberapa sumber Bloomberg, Jumat (9/2).
Salah satu sumber menyatakan , salah satu opsi potensial dari merger yakni Grab yang berbasis di Singapura mengakuisisi GoTo Gojek Tokopedia dengan menggunakan uang tunai, saham, atau kombinasi keduanya.
Jika kesepakatan merger itu terwujud, valuasi kedua perusahaan ini ditaksir akan mencapai US$ 20 miliar, atau setara Rp 312 triliun dengan mengacu rata-rata kurs Rp 15.630 per dolar AS.
Menurut sumber tersebut, GoTo Gojek Tokopedia lebih terbuka untuk melakukan kesepakatan, setelah Patrick Walujo mengambil alih posisi chief executive officer alias CEO tahun lalu.
Melalui merger, Grab akan berfokus di Singapura dan beberapa pasar lainnya. Sementara itu, GoTo tetap mempertahankan pasar di Tanah Air.
Belum ada kesepakatan soal skema merger. Sebab, dalam memperhitungkan valuasi, ada beberapa faktor yang akan dipertimbangkan misalnya, penurunan saham GoTo Gojek Tokopedia yang mencapai 30% dalam setahun terakhir.
Akan tetapi, para pemegang saham disebut telah mendukung dan mendorong kesepakatan mengenai aksi korporasi tersebut.