Transaksi Taksi dan Ojek Online Gojek Naik Jadi Rp 29 Triliun

ANTARA FOTO/Fauzan/rwa.
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di depan Stasiun Tangerang, Kota Tangerang, Banten, Senin (5/9/2022). Asosiasi pengemudi ojek online meminta agar Kementerian Perhubungan mengurangi besaran biaya sewa aplikasi dari 20 persen menjadi 10 persen, menyusul adanya kenaikan harga BBM subsidi Pertalite.
Penulis: Desy Setyowati
31/7/2024, 09.15 WIB

Nilai transaksi bruto alias gross transaction value (GTV) Gojek atas layanan taksi dan ojek online naik 7% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 29,4 triliun selama Januari - Juni.

Induk Gojek yakni GoTo Gojek Tokopedia menyampaikan, transaksi ini merupakan yang tertinggi sejak perusahaan mengambil langkah menuju profitabilitas.

Laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau EBITDA yang disesuaikan pun melonjak dari negatif Rp 410 miliar menjadi positif Rp 256 miliar. EBITDA adalah ukuran alternatif profitabilitas terhadap laba bersih. 

"EBITDA yang disesuaikan positif selama tiga kuartal berturut-turut," demikian dikutip dari keterangan pers GoTo, Selasa malam (30/7). 

Rincian kinerja Gojek selama Januari - Juni atau Semester I sebagai berikut:

  • GTV: naik 7% menjadi Rp 29,4 triliun
  • Pendapatan bruto: naik 15% menjadi Rp 6,7 triliun
  • Margin kontribusi: naik 39% menjadi Rp 1,6 triliun
  • EBITDA yang disesuaikan melonjak dari negatif Rp 410 miliar menjadi positif Rp 256 miliar

Sementara itu, kinerja selama April - Juni atau kuartal II sebagai berikut:

  • GTV: naik 14% menjadi Rp 15,5 triliun
  • Pendapatan bruto: naik 17% menjadi Rp 3,4 triliun
  • Margin kontribusi: naik 24% menjadi Rp 775 miliar
  • EBITDA yang disesuaikan: melonjak dari negatif Rp 164 miliar menjadi positif Rp 90 miliar

GoTo menyampaikan, biaya kas rutin tetap berkurang 14% menjadi Rp 624 miliar selama kuartal II.