Analis Sebut Keuangan Induk Shopee Kuat, Grab dan GoTo Punya Banyak PR

Gojek, Grab, Shopee
Aplikasi Gojek, Grab, dan Shopee
Penulis: Desy Setyowati
27/8/2024, 13.54 WIB

Analis menyoroti kinerja keuangan induk Shopee yakni Sea Ltd, GoTo Gojek Tokopedia, dan Grab sebagai ‘bintang’ teknologi Asia Tenggara. Sea dinilai lebih kuat ketimbang GoTo dan Grab.

Harga saham Grab yang berbasis di Singapura turun 2% dan GoTo Gojek Tokopedia di Indonesia anjlok 40% tahun ini, menurut laporan Asia Nikkei Review. Sementara itu, harga saham induk Shopee yakni Sea Ltd naik dua kali lipat, tetapi masih 75% lebih rendah dibandingkan periode puncak pada November 2021.

"Investor masih sangat menghargai perusahaan yang dapat memperluas pasar mereka secara menguntungkan," kata peneliti ekuitas teknologi Asia Tenggara di JPMorgan Ranjan Sharma dikutip dari Asia Nikke Review.

CEO penyedia perangkat lunak perdagangan Galileo FX David Materazzi menilai, Sea Ltd dipandang memiliki model bisnis yang lebih kuat dan dapat diskalakan, meskipun menghadapi tantangan.

“Induk Shopee ini tampaknya lebih dekat untuk mencapai profitabilitas yang berkelanjutan," kata Materazzi. "Grab dan GoTo, bagaimanapun, dipandang berada dalam posisi yang lebih genting. Strategi mereka belum meyakinkan pasar tentang kemampuan untuk menghasilkan keuntungan secara konsisten."

Katadata.co.id merangkup kinerja induk Shopee yakni Sea Ltd, GoTo Gojek Tokopedia, dan Grab berdasarkan keterangan pers laporan keuangan  kuartal II masing-masing perusahaan.

Rincian kinerja induk Shopee selama Semester I 2024 dibandingkan Semester I 2023 sebagai berikut:

  • Pendapatan naik dari US$ 6,14 miliar menjadi US$ 7,54 miliar, yang terdiri dari:
  1. Layanan digital seperti gim Garena turun dari US$ 1,07 miliar menjadi US$ 893 juta
  2. E-commerce yakni Shopee dan layanan lainnya naik dari US$ 4,58 miliar menjadi US$ 5,98 miliar
  3. Penjualan barang naik dari US$ 485 juta menjadi US$ 668 juta
  • Laba kotor naik dari US$ 2,87 miliar menjadi US$ 3,14 miliar
  • Laba bersih turun dari US$ 418 miliar menjadi US$ 57 juta

Kinerja Grab selama Semester I 2024 dibandingkan Semester I 2023 di antaranya:

  • Pendapatan naik dari US$ 1,1 miliar menjadi US$ 1,32 miliar
  • Rugi operasional berkurang dari US$ 380 juta menjadi US$ 131 juta
  • Rugi berkurang dari US$ 397 juta menjadi US$ 184 juta

Sementara itu, rincian kinerja GoTo Gojek Tokopedia selama Semester I 2024 dibandingkan Semester I 2023 yakni:

  • Pendapatan naik 12% dari Rp 6,88 triliun menjadi Rp 7,74 triliun, yang terdiri dari:
  1. Imbal jasa Rp 2,93 triliun
  2. Jasa pengiriman Rp 2,66 triliun
  3. Jasa pinjaman Rp 666,82 miliar
  4. Imbalan atau fee iklan Rp 339,17 miliar
  5. Imbalan jasa e-commerce Rp 266,7 miliar
  6. Pendapatan lain-lain Rp 874,54 miliar
  • Rugi sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi alias EBITDA yang disesuaikan berkurang 93% dari Rp 2,8 triliun menjadi Rp 209 miliar
  • Kerugian berkurang 61% dari Rp 7,21 triliun menjadi Rp 2,85 triliun

Analis dari unit Penelitian Global HSBC percaya bahwa Grab memiliki bakat untuk produk inovatif seperti skema berbagi tumpangan alias ride-sharing dan paket langganan untuk cabang bisnis, yang dapat mendorong pertumbuhan pendapatan yang lebih tinggi ke depan, meski masih ada risiko.

“Risiko terkait peningkatan biaya modal, karena Grab merupakan saham berdurasi tinggi dan valuasinya cukup sensitif terhadap perubahan biaya modal," tulis para analis dalam catatan penelitian.

Sementara itu, analis mengatakan GoTo harus melakukan lebih dari sekadar mempersempit kerugian. Decacorn Indonesia ini dinilai perlu menjadi lebih kompetitif dan meningkatkan fundamental bisnis untuk mulai menghasilkan uang.

"Hasil ini menunjukkan bahwa bisnis on-demand yang tersisa masih menghadapi persaingan yang kuat," kata CEO perusahaan konsultan yang berbasis di Singapura, Momentum Works Jianggan Li. "GoTo masih perlu mengirimkan sinyal yang kuat kepada investor tentang kelayakan finansialnya."

Direktur di firma hukum penasihat korporat Caldwell yakni Marcus Wolter menilai, tantangan GoTo yakni mengintegrasikan lini bisnis di seluruh e-commerce, ride-hailing, dan layanan keuangan secara efektif sebagai pendahulu bagi keuntungan yang berkelanjutan.

"Pasar mungkin skeptis tentang kemampuan GoTo mencapai sinergi antara operasi ini, terutama mengingat tekanan persaingan di Indonesia," kata Wolter.

Sebaliknya, Sea Ltd mengalami pemulihan setelah secara teratur melaporkan laba sejak kuartal terakhir 2022. Perusahaan memperkirakan Shopee menghasilkan nilai penjualan yang lebih besar tahun ini.

"Sea Ltd merupakan perusahaan internet yang berbeda di Asia Tenggara, dengan kekuatan kompetitif di game online dan e-commerce," tulis unit penelitian ekuitas Jefferies. "Shopee mencatatkan pertumbuhan yang cepat, dengan peningkatan monetisasi dan efisiensi operasional."