Gojek mencatat laporan kecelakaan berakibat cedera pada mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol kurang dari 1% sepanjang tahun ini.

"Inisiatif keamanan akan terus diperkuat menjawab berbagai risiko yang ada, sehingga, tiga pilar keamanan yaitu edukasi, teknologi dan proteksi dapat melindungi ekosistem Gojek secara optimal," ujar Head of Regions Gojek, Gede Manggala, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (13/12).

Rincian ketiga pilar keamanan Gojek di antaranya:

  • Edukasi

Gojek memiliki lebih dari 70 modul untuk mitra, termasuk kekerasan seksual. Survei Koalisi Ruang Publik Aman alias KRPA pada 2022 menunjukkan 2.539 dari 4.236 responden pernah mengalami pelecehan seksual di ruang publik.

Empat dari lima perempuan pernah mengalami pelecehan seksual. Selain itu, tiga dari 10 laki-laki mengalami hal serupa.

Gojek juga sudah melakukan pelatihan tatap muka di 17 kota di Indonesia. Total sudah ada 2,5 juta kali modul edukasi diselesaikan oleh mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol.

“Modul-modul ini terus diperbaharui, terus diperbaiki dan kekerasan atau anti-kekerasan seksual ini termasuk modul wajib bagi driver baru. Kalau belum melewati ini, dia tidak bisa on-beat, istilahnya belum bisa beroperasi,” ujar Gede. 

  • Teknologi

Gojek memiliki fitur verifikasi wajah mitra pengemudi taksi dan ojek online alias ojol, serta penyamaran nomor telepon.

Pelanggan juga bisa menggunakan fitur bagikan perjalanan lewat tautan kepada keluarga. Ada juga tombol darurat yang bisa digunakan jika terjadi kecelakaan atau hal lainnya.

  • Proteksi

Seluruh perjalanan dilindungi dengan asuransi perjalanan tanpa adanya biaya tambahan.

Reporter: Amelia Yesidora