Perusahaan AS Peringatkan Corona Ancam Bisnis Huawei hingga Samsung

AUDY MA
Ilustrasi produk smartphone Huawei
7/2/2020, 11.25 WIB

Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat (AS) Qualcomm Inc memperingatkan industri ponsel untuk mewaspadai dampak virus corona yang mewabah di Tiongkok dan beberapa negara. Sebab, pasar Negeri Panda berkontribusi besar terhadap penjualan ponsel pintar (smartphone).

Produsen memori (chip) tersebut mengatakan, virus corona berdampak terhadap rantai pasok manufaktur ponsel. Saham Qualcomm bahkan sudah turun 3,75% pada perdagangan kemarin (6/2).

"Ada ketidakpastian yang signifikan terkait dampak virus corona pada permintaan perangkat dan rantai pasok," ujar Chief Financial Of Qualcomm Akash Palkhiwala dikutip dari Reuters, Kamis (6/2).

(Baca: Virus Corona Tekan Ekonomi Tiongkok, Dunia Waspadai Perlambatan Global)

Perusahaan memang menargetkan pendapatan pada kuartal II 2020 lebih besar ketimbang proyeksi analis Wall Street. Namun, Qualcomm tetap menurunkan target laba per sahamnya.

Untuk menenangkan pasar, Qualcomm mengklaim sudah bisa menangani persoalan rantai pasok di Tiongkok. “Kami ingin memastikan bahwa perusahaan dapat mempertahankan kekuatan," kata Chief Executive Qualcomm Steve Mollenkopf.

Para analis industri ponsel pun menilai wabah virus corona akan berdampak terhadap bisnis tersebut. Associate Director Research IDC Quarterly Mobile Phone Tracker Melissa Chau mengatakan, 40% pasar Huawei berada di Tiongkok.

(Baca: Kena Sanksi AS, Penjualan Ponsel Huawei Justru Lampaui Apple pada 2019)

Pasar di Negeri Tirai Bambu itu menyumbang lebih dari 60% penjualan ponsel Huawei. "Ketidakpastian baru yang muncul di sekitar virus corona dapat berdampak buruk tidak hanya pada Huawei (produk ponsel asal Tiongkok), tapi juga pada semua pemain yang bergantung pada rantai pasokan ponsel di Tiongkok," kata Chau dikutip dari Bloomberg, beberapa waktu lalu (30/1).

Chau memperkirakan, para pelaku usaha di industri di ponsel akan mendiversifikasi pasar guna meminimalkan dampak virus corona. “Wabah virus corona di Tiongkok merupakan masalah terbaru yang mengancam rantai pasokan,” katanya.

Hingga hari ini, virus corona menyebabkan 618 orang meninggal dunia di Tiongkok. Lebih dari 28 ribu terinfeksi di Negeri Tirai Bambu. Beberapa pasien di luar Tiongkok juga meninggal akibat virus tersebut.

(Baca: Google hingga Apple Tutup Kantor Efek Corona, Huawei Tetap Beroperasi)

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan