Gebrakan perusahaan teknologi asal Amerika Serikat Amazon yang akan memperluas layanan streaming musik gratisnya langsung memukul pesaingnya, Spotify. Awal pekan ini, rencana kemunculan Amazon Music Unlimited membuat saham layanan musik streaming asal Swedia itu turun hingga 4,9 %.
Menurut CNBC International harga saham Spotify merosot US$ 7,25 menjadi US$ 140,26 atau sekitar Rp 1,9 juta pada Selasa (19/11). Padahal, bulan lalu mereka baru mendapat laba cukup mengejutkan pada kuartal ketiga. Perolehan itu dari jumlah pengguna fitur premium pada Oktober yang mencapai 113 juta pelanggan. Jumlah ini naik 87 juta dari 26 juta pelanggan pada tahun lalu.
Sementara itu, dengan layanan yang baru, pengguna produk Fire TV milik Amazon, iPhone, iPad, dan ponsel Android dapat menikmati layanan aplikasi Amazon Music secara gratis. Sebelumnya, layanan ini hanya tersedia di Amazon Echo, di mana ada akses ‘katalog terbatas’ dan bisa memutar musik lewat pengeras suara bermerk Echo. Speaker Echo merupakan salah satu produk Amazon yang dilengkapi dengan asisten pintar, Alexa.
(Baca: Kalahkan Amazon, Microsoft Raih Kontrak dari Pentagon Rp 140 Triliun)
Seperti diketahui, pelanggan Amazon Prime mendapatkan akses ke lebih dari 2 juta lagu tanpa iklan. Namun mereka dapat meningkatkan ke Amazon Music Unlimited seharga US$ 7,99 per bulan, atau US$ 9,99 bagi pelanggan yang tidak membayar untuk Prime.
Amazon juga baru-baru ini memperkenalkan Amazon Music HD, yang biayanya US$ 12,99 per bulan untuk pelanggan Prime dan US$ 14,99 untuk orang lain. Layanan ini menyediakan musik berkualitas lebih tinggi, termasuk audio 3D baru yang bekerja dengan Echo Studio.
(Baca: Spotify Tak Lagi Sediakan Fitur Unggah Musik Secara Langsung)
Layanan musik gratis Amazon terdiri dari daftar putar musik (playlist music) dan stasiun radio yang lebih mirip dengan Pandora daripada versi Amazon Music berbayar. Layanan ini bersaing dengan Apple Music dan Spotify.
Sementara itu, Spotify tercatat memiliki 248 juta pengguna aktif bulanan, termasuk orang yang tidak membayar dengan layanan berlangganan premium. Perusahaan memperkirakan jumlah itu akan tumbuh antara 255 juta dan 270 juta pada kuartal keempat.