Bank Indonesia (BI) optimistis 75% masyarakat Indonesia punya akses ke layanan keuangan hingga akhir tahun ini. Salah satu faktor pendorongnya adalah kehadiran teknologi finansial (fintech).
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran BI Pungky Wibowo mengatakan, inklusi keuangan rerata naik 10% setiap tahun. Dengan adanya fintech, ia memperkirakan kenaikannya bisa mencapai 15% per tahun.
Inklusi keuangan mencapai 49% dari total penduduk pada akhir 2017. “Hitunglah per tahun naik 15%, bisa 79% itu nanti. Kami optimistis mencapai target,” kata dia di Jakarta, Rabu (18/9).
Saat ini, ada 58 penyelenggara teknologi finansial yang terdaftar di BI. Lalu, ada 38 perusahaan yang mendapat izin menerbitkan uang elektronik. Mayoritas dari jumlah tersebut merupakan fintech.
“Semakin lama tentu akan semakin besar kontribusinya. Fintech pembayaran sangat dominan. Tetapi, kalau bicara produk saving, tentu bank sangat dominan,” kata Pungky.
(Baca: Darmin Sebut Fintech Ampuh Dorong Inklusi Keuangan Dibandingkan Bank)
Untuk bisa mencapai target inklusi keuangan, kata dia, fintech pembayaran didorong untuk bersinergi dengan perbankan. Selain itu, BI telah menerbitkan aturan tentang Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) dan standardisasi kode Quick Respons (QR Code).
Sebelumnya, Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo ) Lis Lestari Sutjiati memperkirakan, inklusi keuangan hanya akan mencapai 59% bila hanya mengandalkan industri keuangan konvensional. "Masih ada gap 16% (35 juta penduduk) ini yang bisa digarap oleh fintech," kata dia, pada Agustus 2018 lalu.
Ia mencatat, bank memiliki 38 ribu unit laku pandai (branchless banking) dengan 900 ribu agen, 104 ribu anjungan tunai mandiri (ATM), dan 500 ribu mesin Electronic Data Capture (EDC). Namun, dengan segala fasilitas itu, bank hanya bisa menjangkau 1,5 juta masyarakat yang belum terakses perbankan (unbanked).
Padahal, 69% dari masyarakat unbanked memiliki ponsel. Dengan dukungan ponsel tersebut mereka bisa menggunakan layanan fintech. Toh, tidak semua laku pandai bisa mencakup daerah terluar, tertinggal dan terdepan (3T) di Tanah Air.
Ada 1,5 juta titik kontak finansial lewat layanan konvensional di Indonesia | |
Layanan | Jumlah |
Cabang bank | 38.000 |
ATM milik bank | 103.953 |
EDC | 500.000 |
Laku Pandai | 700.000 |
Layanan Keuangan Digital (LKD) | 200.000 |
Sumber: Katadata, dioleh
(Baca: Fintech Bisa Garap 35 Juta Orang dari Target Inklusi Keuangan)