Google Kembangkan 5 Fitur untuk Keamanan Data Pengguna

ANTARA FOTO/AKBAR NUGROHO GUMAY
Seorang pria membuka laman Google dari gawainya di Jakarta, Jumat (12/4/2019). Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Badan Usaha Tetap (BUT) untuk mengejar pemasukan pajak dari perusahaan asing yang berbasis di luar negeri namun bertransaksi dan memperoleh penghasilan di Indonesia termasuk perusahaan-perusahaan besar \'Over The Top\' (OTT) atau daring seperti Google, Facebook, Youtube dan lain-lain.
Editor: Pingit Aria
31/5/2019, 21.37 WIB

Google mengembangkan lima fitur terbaru guna menjamin keamanan data pengguna. Chief Privacy Officer Google Keith Enright mengatakan bahwa perusahaannya memastikan semua pengguna, baik yang premium maupun biasa, mendapatkan perlindungan data privasi yang sama.

“Kami ingin menunjukkan bagaimana kami berkomitmen soal privasi dalam layanan kami, yakni lewat inovasi-inovasi yang kami berikan,” ujar Keith dalam konferensi video dengan sejumlah jurnalis di berbagai negara, Jumat (31/5).

Ia menjelaskan, beberapa pengembangan inovasi keamanan privasi data bagi penggunanya adalah melalui fitur akses one-tap ke akun Google, pengaturan data melalui fitur pencarian, peta dan asisten, hapus otomatis, mode incognito, dan efisiensi data.

Pertama, fitur akses one-tap akan memudahkan pengguna Google dalam mengendalikan privasinya. Pengguna hanya perlu mengetuk foto profil akunnya yang terletak di sudut atas tampilan produk-produk Google seperti Search, Maps, Gmail, Chrome, dan Youtube untuk mengatur beragam opsi tentang privasinya.

(Baca: Redam Perang Dagang, CEO Huawei Tolak Blokir Apple di Tiongkok)

Fitur ini sudah dapat diakses di platform Search, Maps, YouTube, Chrome, the Assistant dan News, serta beberapa platform tambahan seperti Keep, Contacts, Pay, dan Drive.

Kedua, fitur pengaturan data akan memberikan akses kepada pengguna untuk memberikan ulasan dan menghapus lokasi aktivitas secara langsung dari Google Maps. Tahun lalu, fitur pengelola data ini baru tersedia di platform Search. Ke depannya, Google berencana membuka akses Google Maps dan Assistant dan selanjutnya ke YouTube.

Ketiga, fitur hapus otomatis akan memberikan akses kepada pengguna untuk memilih kendali pada waktu penyimpanan dan penghapusan data mereka yang tersimpan dalam Location History dan Web & App Activity.

Menurut Keith, Google memberikan tiga opsi terhadap fitur ini, yakni menghapus data secara manual, menyimpan data selama tiga bulan atau 18 bulan lalu menghapusnya. “(Keputusan) itu tergantung bagaimana pemilik privasi memilih opsinya,” ujarnya.

(Baca: Kominfo Tutup 2.184 Akun dan Situs Selama Pembatasan Media Sosial)

Keempat, mode incognito akan menyamarkan jejak digital pengguna sehingga aktivitasnya tidak terekam dalam akun Google. Fitur incognito telah tersedia di platform YouTube dan akan segera hadir di platform Maps dan Search.

Kelima adalah doing more for users with less data. Fitur ini merupakan pengembangan Google melalui teknologi machine learning yang membuat proteksi terhadap privasi penggunanya menjadi lebih kuat.

Model pembelajaran ini memanfaatkan kecerdasan buatan tersebut memungkinkan pengguna untuk melakukan banyak hal dengan sedikit data. Pembaruan data yang dilakukan pada model ini akan dikirimkan secara terenkripsi melalui komputasi awan.

Reporter: Cindy Mutia Annur