Perusahaan pengelolaan energi dan otomatisasi Schneider Electric kenalkan Hybrid Cloud untuk pengelolaan data center perusahaan di Indonesia. Melalui teknologi ini, pengelolaan data dapat disesuaikan dengan kebutuhan kapasitas dan anggaran perusahaan.
Scheneider Electric mengajak para pelaku industri dan ahli teknologi informasi (TI) untuk mengenali kebutuhan manajemen terhadap pengelolaan data center. Oleh karena itu, mereka menggelar acara Schneider Electric Innovation Day 2019 pada 4 - 5 April 2019 di Fairmont Hotel, Senayan, Jakarta.
Country President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly mengatakan, pertumbuhan data center di Indonesia telah meningkat dua kali lipat sejak 2015 hingga tahun lalu.
Tren pertumbuhan itu diprediksi akan berlanjut dengan adanya berbagai pilihan data center telah tersedia di pasaran. Sebab, manajemen perusahaan dapat mengombinasikan pengelolaan datanya, baik melalui fasilitas terpusat atau centralized data center on premise, komputasi awan (cloud computing), maupun pusat data lokal (local edge data center).
(Baca: Pendapatan Huawei Naik 25%, Meski Dilanda Isu Keamanan di AS)
Xavier mencontohkan, pada perusahaan seperti retail, perbankan, maupun institusi pemerintahan yang memiliki banyak kantor di daerah, perlu mengombinasikan antara centralized data center on premise, local edge data center dan cloud untuk memastikan kelancaran arus lalu lintas data.
Vice President of Secure Power Division Schneider Electric Indonesia Yana Achmad Haikal mengatakan, perusahaan juga harus memastikan ketahanan dan keberlangsungan operasional di dalam ekosistem data center yang semakin kompleks. "Hal ini dapat dilakukan dengan strategi pengelolaan energi yang lebih andal dan efisien dalam satu platform," ujarnya.
Yana melanjutkan, kegiatan operasional data center perlu pemantauan selama 24 jam non-stop. Di antara hal-hal yang harus diperhatikan, mulai dari pasokan listrik, pengaturan suhu, kelembaban udara, hingga identifikasi potensi kerusakan perangkat.
Melalui EcoStruxure IT, teknologi berbasis loT ini mampu menjadi manajemen data center, sehingga perusahaan dapat mengoptimalkan kinerja infrastruktur dan mengurangi berbagai risiko. Teknologi ini pun memungkinkan informasi data dapat diakses dari jarak jauh melalui telepon genggam maupun personal computer (PC).
(Baca: Gandeng Mitra Lokal, Intel Masuk Pasar IoT di Indonesia)
Lebih lanjut Yana mengatakan, sektor data center merupakan salah satu dari empat sektor yang menjadi fokus Schneider Electric di Indonesia, selain sektor bangunan, industri, dan infrastruktur. "80% pelanggan korporasi kami di segmen data center telah memanfaatkan EcoStruxure IT," ujar Yana.
Yana mencontohkan beberapa pelanggannya, seperti Bank Exim dan Bank BRI di sektor perbankan. Menurutnya, lewat teknologi EcoStruxure, kliennya dapat meningkatkan efisiensi energi (30%), meningkatkan pengelolaan infrastruktur dan mengurangi risiko kendala listrik (30%), serta menurunkan biaya operasional (20%).
Sebelum Schneider, Amazon, Google, Oracle, hingga Microsoft telah lebih dulu masuk ke bisnis cloud di Tanah Air. Bahkan, tingginya permintaan telah membuat Alibaba Cloud membangun pusat datanya yang kedua di Indonesia.