“Integrasi teknologi infrastruktur Lazada dengan Alibaba akan membuka lebih banyak nilai tambah bagi semua yang terlibat,” kata Pierre dalam siaran pers, Senin (1/4).
(Baca: Telisik Kuasa Alibaba di Lazada: Teknologi, Logistik hingga Pembayaran)
Konsep berbelanja yang terintegrasi dengan layanan hiburan ini sejalan dengan strategi investor Lazada, yakni Alibaba. Alasan pemanfaatan layanan hiburan ini mengacu pada besarnya penetrasi ponsel pintar (smartphone) dan internet di keenam negara yang menjadi cakupan Lazada.
Dengan begitu, Lazada berharap bisa meningkatkan jumlah kunjungan, khususnya melalui aplikasi. Lazada pun menargetkan bisa menggaet 300 juta konsumen di enam negara pada 2030. Dengan jumlah populasi negara-negara ASEAN saat ini sekitar 650 juta jiwa, maka Lazada menargetkan hampir separuhnya menjadi konsumen mereka.
(Baca: Lazada Berencana Rilis Fitur Pinjaman bagi Mitra Penjual)