RI Segera Adopsi 5G, Jokowi Minta Masyarakat Jadi Pengguna ‘Pintar’

Donang Wahyu|KATADATA
Seorang pria menunjukkan koneksi internet menggunakan sarana Wifi yang hadir hingga di tengah jalan desa yang di kelilingi persawahan di desa Melung, kecamatan Kedung Banteng, Banyumas, Jawa Tengah.
4/5/2021, 13.35 WIB

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) tengah menguji coba jaringan internet generasi kelima alias 5G. Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun berperan agar masyarakat bisa berhati-hati, jika teknologi tersedia di Indonesia.

"Jangan sampai kita (warga Indonesia) hanya menjadi pengguna atau smart digital users. Kita harus mampu menjadi smart digital specialist," kata Jokowi dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional 2021, Selasa (4/5).

Smart digital specialist yang dimaksud yakni seseorang yang mampu bersaing dengan pengguna teknologi lain, baik di dalam maupun luar negeri. Selain itu, dapat membuka lapangan kerja di Tanah Air.

Jokowi menyampaikan, seluruh pengguna harus bisa menjadi bagian dari produksi teknologi itu sendiri. Dengan begitu, manfaat maksimal dari perkembangan teknologi dapat diperoleh.

Apalagi, hampir seluruh perusahaan saat ini bergantung pada teknologi. "Dari situ, nilai tambah yang diciptakan sangat tergantung pada kecanggihan inovasi dan teknologi," ujar dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mencontohkan maraknya teknologi finansial (fintech) yang dapat mengoperasikan bisnis dengan efisien. "Industri keuangan sudah mulai bergeser mengandalkan inovasi teknologi. Hati-hati dengan ini," katanya.

Terlebih lagi, jika kecepatan pengiriman data semakin cepat dengan adanya 5G nanti. Saat ini, Kominfo telah menguji coba layanan 5G sebanyak 12 kali sejak 2017 hingga 2020.

Uji coba dilakukan bersama lima operator seluler nasional. “Uji coba itu termasuk saat Asian Games 2018,” kata Menteri Kominfo Johnny G Plate saat rapat kerja dengan Komisi I DPR, awal bulan lalu (7/4).

Ia mengatakan, pengembangan 5G masuk dalam ASEAN Digital Masterplan (ADM 2025). Selain Indonesia, beberapa negara ASEAN menguji coba layanan ini.

Sejumlah negara bahkan sudah memasuki tahap implementasi komersial, meski terbatas. Singapura misalnya, koneksi 5G sudah mencakup 2,28% dari total pengguna seluler. Sedangkan Thailand 0,8% dan Filipina 0,07%.

Secara global, 135 operator di 52 negara sudah meluncurkan 5G secara komersial per tahun lalu. Di Asia Pasifik, 10 negara telah menyediakan layanan ini. “Akan menyusul 11 negara, yang sudah mengumumkan,” ujar Johnny.

Selain itu, 219 operator di 100 negara menguji coba 5G setidaknya 580 kali dalam beberapa bulan terakhir. Paling banyak dilakukan di Eropa.

Banyak negara mengimplementasikan 5G, karena transmisi datanya 10 kali lebih cepat dibandingkan 4G. Keterlambatan pengiriman data juga hanya sekitar 1 milidetik. “Konsumsi energi lebih efisien, pembagian fleksibel, dan kapasitas bandwidth (pita lebar) lebih besar,” katanya.

Sebagai gambaran, Johnny mengatakan bahwa lama mengunduh film berdurasi dua jam hanya membutuhkan 36 detik jika menggunakan 5G. Apabila memakai 4G, butuh enam menit.

Namun untuk menyediakan 5G di Indonesia, ada lima hal yang perlu disiapkan yakni dari aspek regulasi, spektrum frekuensi radio, model bisnis, infrastruktur, perangkat ekosistem, dan talenta digital.

Reporter: Agatha Olivia Victoria