Dua pejabat mengatakan pada Maret lalu, bahwa New Delhi kemungkinan melarang operator seluler bekerja sama dengan Huawei. "Pemblokiran ini ada di bawah aturan pengadaan yang akan mulai berlaku Juni," kata kedua sumber dikutip dari Reuters, Selasa (4/5).

Setelah 15 Juni, operator seluler lokal hanya dapat membeli jenis peralatan tertentu dari sumber yang disetujui negara. New Delhi juga dapat membuat daftar pengadaan dari pemasok yang dilarang. Huawei dan ZTE kemungkinan besar masuk dalam daftar yang diembargo.

Menteri Perdagangan Amerika Serikat (AS) Wilbur Ross memang sempat mendesak India dan sekutu lainnya untuk memblokir Huawei. Selain itu, terjadi ketegangan geo-politik antara India dan Tiongkok di perbatasan bersama sejak tahun lalu.

Pemerintah India bahkan mengubah aturan yang mempersulit perusahaan Tiongkok berinvestasi di Negeri Bollywood. India juga melarang lebih dari 200 aplikasi asal Tiongkok, termasuk TikTok, UC Browser, dan PUBG Mobile. Alasannya, keamanan siber.

Padahal, Statista memperkirakan jumlah pengguna perangkat ponsel pintar (smartphone) di India lebih dari 760 juta tahun ini. Sedangkan secara global jumlahnya 3,8 miliar.

Kebijakan pemerintah India itu mengikuti beberapa negara Eropa yang lebih memilih Nokia dan Ericsson dibandingkan Huawei dalam mengembangkan 5G. Inggris misalnya, menggaet Nokia pada tahun lalu.

Begitu juga Jerman. Ada tiga sumber Reuters dari koalisi dan pemerintah mengatakan, Jerman sepakat melarang penggunaan solusi 5G Huawei. “Prinsipnya untuk memperluas pengawasan tata kelola vendor dan teknologi ke Radio Access Networks (RAN) yang mendukung 5G,” dikutip dari Reuters, September tahun lalu (30/9).

Halaman:
Reporter: Fahmi Ahmad Burhan