Kominfo Gaet Kemendikbud untuk Cetak 100 Ribu Talenta Digital

ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
Pengunjung melihat alat teknologi robot pada Pameran Inovator Inovasi Indonesia Expo (I3E) 2019 di Jakarta Convention Center, Kamis (3/10/2019).
10/5/2021, 15.03 WIB

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menggandeng Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mengintegrasikan program Kampus Merdeka dengan Digital Talent Scholarship (DTS). Kolaborasi itu menargetkan 100 ribu talenta digital tahun ini.

Kedua kementerian pun menandatangani perjanjian kerja sama pada Senin (10/5). Nantinya, mahasiswa yang mengikuti program Kampus Merdeka dari Kemendikbud Ristek bisa mendapatkan pelatihan di Talent Scouting Academy (TSA), salah satu akademi dalam program DTS.

"Dari kolaborasi itu, nantinya mahasiswa bisa mengikuti pelatihan dan magang di industri. Ini diganti menjadi satuan kredit semester (SKS) yang diwajibkan oleh universitas," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo Hary Budiarto saat konferensi pers virtual, Senin (10/5).

Kampus Merdeka merupakan program yang berfokus memberikan mahasiswa kemerdekaan belajar. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa bisa mengambil pelatihan selama satu semester atau enam bulan.

Sedangkan TSA merupakan jenis akademi unggulan di program DTS. TSA menargetkan mahasiswa tingkat akhir yang memiliki minat dan bakat di bidang digital. Beberapa jenis materi yang diajarkan yakni kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI), big data, komputasi awan (cloud computing) hingga blockchain.

Hary mengatakan, dengan mengikuti pelatihan di TSA, mahasiswa tingkat akhir bisa mendapatkan kesempatan beasiswa kuliah S2 di luar negeri. Selain itu, akan memperoleh sertifikat keahlian global dan kesempatan bekerja di perusahaan teknologi internasional.

Menurutnya, keterlibatan Kemendikbud Ristek dapat mempercepat penyediaan talenta digital di Tanah Air. "Tujuan akhirnya menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang mempunyai keahlian digital dan berkontribusi pada ekonomi digital nasional," kata Hary.

Kominfo pun menargetkan, program DTS bisa menghasilkan 100 ribu talenta digital baru tahun ini. Tahun lalu, kementerian menciptakan 60 ribu talenta digital baru.

Itu dilakukan karena McKinsey memperkirakan, Indonesia kekurangan sembilan juta talenta digital hingga 2030. Artinya, Indonesia membutuhkan 600 ribu talenta digital per tahun. 

Dirjen Pendidikan Tinggi Kemdikbud Ristek Nizam menambahkan, pemenuhan talenta digital nasional memerlukan kerja sama antarkementerian dan swasta. Selain Kominfo, kementerian menggaet Google, Huawei hingga Amazon untuk memberikan pelatihan digital bagi mahasiswa dalam program Kampus Merdeka. 

"Kerja sama ini penting untuk menyiapkan SDM unggul di bidang teknologi, riset dan inovasi," kata Nizam.

Reporter: Fahmi Ahmad Burhan