Telkomsel menjadi perusahaan telekomunikasi pertama yang menggelar jaringan internet generasi kelima alias 5G di Indonesia. Operator seluler berpelat merah ini menerima Surat Keterangan Laik Operasi (SKLO) teknologi 5G dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada Senin (24/5).
Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan, SKLO membuktikan bahwa perusahaan memenuhi seluruh persyaratan dan regulasi yang berlaku untuk mengoperasikan layanan 5G secara komersial di Nusantara.
Dengan begitu, Telkomsel dapat segera menyelenggarakan jaringan 5G secara komersial untuk tahap awal pada frekuensi spektrum 2,3 GHz. Perusahaan juga bisa menjual produk atau layanan 5G kepada pelanggan.
“Itu juga menandakan bahwa Telkomsel semakin dekat dalam mewujudkan transformasi digital di Indonesia yang komprehensif melalui penyediaan dan penyelenggaraan jaringan dan layanan 5G,” kata Setyanto dalam siaran pers, Senin (24/5).
Menteri Kominfo Johnny G Plate menyampaikan, layanan 5G dari Telkomsel akan diluncurkan secara serentak pada Kamis (27/5). Selanjutnya, dapat dinikmati secara terbatas dan bertahap di enam lokasi residensial di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Keenam lokasi yang dimaksud yakni Kelapa Gading, Pondok Indah, Pantai Indah Kapuk (PIK), BSD, Widya Chandra, dan Alam Sutera.
Kemudian, jaringan 5G digelar bertahap di Solo, Medan, Balikpapan, Denpasar, Batam, Surabaya, Makassar, dan Bandung.
Ia menyatakan, kementerian dan perusahaan telekomunikasi menguji coba jaringan 5G hingga 12 kali selama 2017 hingga tahun lalu. Salah satunya, dilakukan saat perhelatan Asian Games pada 2018.
Awal tahun ini, kementerian juga melakukan lelang pita frekuensi 2,3 GHz. Telkomsel menang lelang ini, sehingga memperoleh alokasi tambahan 20 MHz.
Sebanyak 10 MHz pada Blok A di rentang 2360 – 2370 MHz untuk layanan zona 1, 4, 5, 6, 9, 10 dan 12. Lalu 10 MHz pada Blok C di 2380 – 2390 MHz untuk wilayah 4,5,6, 9, 10, 12 dan 15.
Dari total lebar pita 50 MHz yang dimiliki Telkomsel, 30 MHz untuk penggunaan nasional dan 20 MHz berdasarkan zona.
Untuk penerapan 5G membutuhkan tiga lapisan spektrum frekuensi. Rinciannya sebagai berikut:
Lapisan | Spektrum frekuensi | |
Rendah | Di bawah 1 Ghz | 700/800/900 MHz |
Tengah | 1 – 6 Ghz | 1,8 / 2,1 / 2,3 / 2,6 / 3,3 / 3,5 GHz |
Atas | Di atas 6 Ghz | 26/28 GHz |
Sumber: Kominfo
Selain 5G, Telkomsel memanfaatkan tambahan spektrum itu untuk memperkuat pengembangan layanan broadband terkini, yaitu 4G LTE. Caranya, memaksimalkan kapasitas dan kualitas jaringan bagi pelanggan hingga pelosok Indonesia.
Setyanto berharap langkah itu mendukung penguatan ekosistem digital di Tanah Air, termasuk industri kreatif digital, e-commerce, dan mendorong transformasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ke digital.
Untuk tahap awal, perusahaan berpelat merah itu bakal melanjutkan pembangunan base transceiver station (BTS) 4G/LTE dengan memaksimalkan frekuensi 2,3 GHz, terutama di wilayah yang memiliki trafik penggunaan layanan internet cukup tinggi. Setyanto menyampaikan, langkah ini memungkinkan masyarakat menikmati kecepatan akses maksimal mobile broadband.