PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN menerapkan terobosan digital pada 53 unit pembangkit listrik. Hal itu dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing perseroan di bidang penyediaan energi komersial.
Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini mengatakan penerapan sistem digital di 53 unit pembangkit listrik tersebut dijalankan oleh anak perusahaan PLN. Sebanyak 29 unit pembangkit oleh PT Indonesia Power, dan 24 unit pembangkit lainnya oleh PT Pembangkitan Jawa-Bali.
Jumlah kapasitas pembangkit yang tata kelola digital mencapai 30 gigawatt atau setara 75% dari total kapasitas pembangkit milik PLN.
“Terobosan digital power plant ini termasuk yang kami percepat prosesnya mengingat unit-unit pembangkit listrik adalah infrastruktur utama perusahaan dalam menyediakan layanan kelistrikan bagi para pelanggan,” ujar Zulkifli dikutip dari Antara, Senin (7/6).
Menurut Zulkifli, digitalisasi pembangkit listrik merupakan transisi menuju cara baru perseroan dalam menjalankan bisnis energi saat ini dan di masa mendatang.
“Percepatan digitalisasi pembangkit ini telah dimulai PLN sejak tahun lalu," kata Zulkifli.
Secara rinci dijelaskan, PLN melakukan digitalisasi pembangkit listrik di seluruh lini, mulai dari pemantauan, pengendalian, dan optimalisasi pembangkit.
Dari sisi keandalan sistem, implementasi sistem digital itu mampu meningkatkan faktor kesiapan, menurunkan tingkat pemadaman listrik, hingga menciptakan efisiensi generator dan konsumsi bahan bakar.
Selain mengurangi beban operasional perusahaan, peningkatan keandalan akan berpengaruh pada peningkatan kualitas layanan kelistrikan kepada para pelanggan PLN.